i trust, i eat, i grow, i believe, i create, i love, i flirt, i adore,i sing, i endure, i dream, i imagine, i giggle, i jump, i reach,i inspire, i celebrate, i embrace, i run, i play, i sleep, i give,i encourage, i support, i nourish, i educate, i appreciate, i walk, i smile, i thank, i live, i talk, i teach, i share, i laugh, i achieve,i twirl, i hope, i respect, i dance, i juggle, i kiss, i hug, i pray, i cheer, i worship, i against, i talk, i rave, i swim, i run, i drink,i watch, i cry, i scream, i blush, and i cherish every single moment of it.. |
i
today was my day...
Suamiku
--> terima kasih ya, untuk kecupan di kening dan pelukan hangat tadi pagi...juga kue ulang tahun kejutannya...., love u.. :-*
my daughter, rira
--> terima kasih ya sayang untuk kado ultahnya, dengan rira jadi ranking 1, mama proud with u... :-*
my son, abin
--> cinta kecil mama, terima kasih ya, untuk rasa cemburumu pada Ola (our kitten), karena kamu merasa cinta mama berkurang buatmu (padahal nggak sama sekali)... :-*
Allah SWT --> Alhamdulilah, alhamdulilah, alhamdulilah...Puji syukurku padaMu Ya Allah atas semua apa yang sudah aku lalui, baik suka maupun duka. Karena aku yakin semua adalah 'hadiah' terindah yang Kau berikan untuk my life....I love u ya Allah....
Buat papa, mama, bapak, ibu dan semua adik, kakak dan saudara yang aku sangat cintai, terima kasih untuk CINTA kalian. Love u all...
fightclub..(hmm...)
Menurut para pakar, bila orang tua berargumen di depan anak-anak tidak menjadi masalah. Akan lebih banyak ruginya daripada untungnya bila melindungi anak-anak dari konflik.
"Setiap hubungan akan selalu mengalami perselisihan", kata Linda Gan, assisten Profesor di Nasional Institute of Education's Specialised Education Academic Group.
"Anak-anak harus memahami bahwa dalam hidup bersama kita harus bisa berkompromi dan menghadapi konflik dengan cara yang sehat", tambahnya.
Bukan bertengkarnya yang penting tapi caranya.
Ini ada beberapa 'jangan' yang bisa jadi ilmu :
Jangan bertengkar dengan cara yang 'kotor' : Jangan menyerang secara pribadi, secara vulgar atau menyebut-nyebut pihak ketiga
Jangan biarkan anak-anak mendengarkan pertengkaran mengenai mereka : Ketidaksetujuan mengenai disiplin atau hal-hal lain yang berhubungan dengan anak, harus dilakukan secara tertutup
Jangan bertengkar untuk masalah-masalah orang dewasa, misalnya uang, dan keluarga
Jangan menggunakan kekerasan, termasuk memecahkan piring atau membanting pintu
Anak yang masih sangat kecil, bisa menjadi stres karena pertengkaran kecil sekalipun. Bagi mereka, mencintai seseorang berarti tidak pernah berselisih. Simpan perselisihan itu selama mereka masih ada.
Yang paling ditakutkan oleh anak adalah apabila kedua orangtuanya sudah tidak saling cinta dan mungkin akan berpisah. Biarkan anak-anak melihat anda berbaikan setelah pertengkaran, dengan berpelukan dan memperbaiki suasana kembali
Anak-anak yang lebih tua (9 tahun keatas) sudah dapat memahami suatu perselisihan. Orang tua dapat menjelaskan bahwa perbedaan opini adalah sehat dan tidak berarti mama dan papa berhenti untuk saling mencintai...
Hmmm...so, walaupun beda tapi tetap CINTA !!! wokey ???
..i want, i want..
Itulah mantra untuk orang yang mendapatkan setiap hal yang mereka inginkan. "You must Be it, before you know how to Do it, in order to Have it"..
Ambil pelajaran dari orang-orang yang sangat kaya. Apakah mereka berteriak meminta keinginan mereka secara terus-menerus ? nggak kan ?. Mereka percaya bahwa memang sudah menjadi hak mereka untuk selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Bila kita perlu meminta sesuatu tetapi merasa kurang sopan bila melakukannya, coba deh cara ini : berpura-puralah menjadi Puteri Caroline dari Monaco atau Madonna. Bagaimana cara mereka menahan diri saat ingin meminta sesuatu ? Apa yang akan mereka katakan ?, Bagaimana gerak gerik tubuhnya ?.
Coba deh ikutin gaya mereka. Rasakan kekuatan diri dan percaya bahwa kita akan mendapatkan semua keinginan kita. Kemudian mintalah....
Lalu, lihatlah apa yang terjadi.... :P
wanna try ? :)
'anggota baru keluarga kami'
....andai saja...
Cahyo duduk terdiam menatap 2 bungkusan besar baju kotor yang siap dibawa ke laundry. Dia menghela napas panjang. 'Nanti siang anak-anak makan apa ya ?', pikirnya. Kemarin soto ayam, dua hari yang lalu soto sapi, kok jadi soto terus ya ?. Trus apalagi ya ?, otaknya bekerja keras.
Rasa capek tiba-tiba menelusuri tubuh dan pikirannya. Lagi-lagi dia menghela napas panjang. Dia teringat, Asty istri tercintanya.
Cahyo Utomo, laki-laki berumur 38 tahun, telah ditinggal oleh istri tercintanya, Asty Asmorowati untuk selamanya. 2 bulan yang lalu. Rasa duka itu masih tersisa di hati Cahyo.
Dia dengan dua orang anaknya yang masih remaja, Sita dan Aryo sangat kehilangan.
Asty adalah ibu teladan buat mereka, ibu dan istri yang sangat sabar, baik dan 'ngladeni'. Cahyo dan kedua anaknya sangat tergantung pada Asty. Dari handuk dan pakaian dalam yang disiapkan Asty buat suami dan anak-anaknya, hingga makan kemana kita malam ini, semua dilakukan oleh Asty.
Asty nggak suka memakai jasa PRT. Dia lebih suka mengerjakan pekerjaan rumat tangga sendiri. Lebih puas katanya. Tapi 2 bulan yang lalu, Asty meninggalkan orang-orang terkasihnya karena kanker leher rahim, yang ternyata selama ini tidak pernah dirasakannya.
Tiba-tiba saja airmata Cahyo kembali menetes. Dia teringat saat Asty masih ada, terkadang apa yang dilakukan Asty tidak berkenan di hatinya. Ketika Asty menyetrika baju kerjanya kurang licin, Cahyo selalu berpikir bahwa Asty nggak becus. Saat Asty merasa nggak enak badan dan nggak masak karena terlalu capek, Cahyo juga berpikir, ibu macam apa ini. Ketika Asty 'terpaksa' ngomel karena anaknya SMS an terus, Cahyo berpikir Asty adalah perempuan paling cerewet dan galak..
Cahyo kembali menghela napas dalam. Kenapa ya saat itu dia tidak merasa bersyukur punya istri yang sangat 'mrantasi' ?. Kenapa ya saat itu dia tidak memberi perhatian lebih pada istrinya, yang terkadang terlihat capek banget ?, kenapa ya..kenapa ya...ah sudah terlambat.
Ternyata jadi seorang ibu rumah tangga itu tidak semudah yang Cahyo kira. Ternyata tidak hanya pekerjaan fisik saja, tapi juga membutuhkan pikiran yang cerdas, manajemen waktu yang baik agar semua pekerjaan rumah dapat terselesaikan. Dan Cahyo menyadari bahwa rasanya tak cukup waktu 24 jam buat seorang ibu menyelesaikan tugas-tugasnya. Menyiapkan baju kerja, baju sekolah, masak, nyuci baju, menyapu dan beberes rumah, cuci piring yang nggak pernah berhenti, menemani belajar anak-anak, dan saat semua sudah -seperti- selesai, seorang ibu akan menjadi seorang istri yang siap meladeni suami...Ah betapa berat tugasnya...
Lagi-lagi Cahyo menghela napas. Maafkan aku Asty, bisiknya dalam hati. Seharusnya aku lebih perhatian denganmu, seharusnya aku berterima kasih setiap hari padamu..Maafkan aku Asty, aku selalu mencintaimu...
Lamunan Cahyo berakhir saat Aryo berkata, "Pa, aku kangen spagheti bikinan mama..."
Jazz 'mben' Senen
Setelah makan 'sego kucing' (nasi kucing) di The House of Raminten (info lengkap, buka di info@jogja) kami berempat segera ke Bentara Budaya Jogja di kawasan Kota Baru untuk nonton Jazz mben Senen. Jazz mben Senen artinya Jazz tiap Senin, karena acara ini diadakan tiap hari Senin dari jam 19.30 sampe capek :)
Sampe di sana, wuih ternyata sudah banyak yang dateng. Ada yang duduk di kursi (disediakan beberapa) dan juga disediakan tikar untuk lesehan, ciri khas kota Jogja (bukan mau kenduri lho !).
Kebetulan kita duduk di barisan paling depan, pake kursi lagi. Hehehe alhamdulilah...asyik juga menikmati satu persatu performance musisi jazz jogja. Ada juga lho bintang tamu dari Australia, yang membawakan alat musik tradisional sana, dan di gabung dengan jazz, wis top tenan !!
Selain dari Australia, group musik CongJazz (keroncong jazz) juga tampil, unik juga. Mereka membawakan lagu L.O.V.E...dengan unik...dua jempol buat mereka... Apalagi saat You and Yours, Brian McKnight dibawakan dengan saxophone...wuih ademmm.....
Nggak terasa udah jam 11 malem. Besok anak-anak masih sekolah. Padahal Abin juga Rira, masih kerasan di sana. Tapi, come on Mama, be a good Mother !! Kita kudu pulang, udah malam... xixixixi
Pulang deh kita. Di jalan Abin masih terkesan dan mengikuti lagu-lagu yang tadi dimainkan.
Hmm...Senin minggu depan lagi deh...! :))
Tanyamu - tanyaku
Tiap kali aku melihat kedua tanganku, Aku bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan untuk aku ?"
Tiap kali aku 'bertemu' otakku, Akupun bertanya,' Apa yang sedang kamu pikirkan tentang aku ?"
Dan, saat aku 'bertemu' hatiku,
Aku terdiam, tak mampu bertanya,
Sebab, dia yang bertanya padaku,
"Hey, ada apa denganmu ?"
?
'Catatan Piring Kotor'
'Arloji yang hilang'
Suatu saat ada seorang tukang kayu secara tak sengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya serbuk kayu ketika ia sedang bekerja. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Oleh karena itu ia bersusah sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya.
Sambil mengeluh dan mempersalahkan dirinya sendiri Si Tukang Kayu itu membongkar tumpukan serbuk kayu yang tinggi itu. Teman-teman pekerja lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia. Arloji kesayangan tetap tak dapat ditemukan.
Saat makan siang tiba, para pekerja dan Si Tukang Kayu menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan bengkel.
Seorang anak kecil yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu datang mendekati tumpukan serbuk kayu itu. Ia duduk dan berusaha mencari. Tak berapa lama berselang, ia telah menemukan kembali arloji tersebut, dan menyerahkan kepada Si Tukang Kayu.
Tentu saja Si Tukang Kayu sangat gembira. Namun, ia juga heran, karena sebelumnya dia dan pekerjanya telah membongkar tumpukan serbuk itu, tapi tak menemukannya. Sedangkan anak ini hanya seorang diri saja dapat menemukannya.
"Saya hanya duduk tenang di lantai. Dalam keheningan itu, saya mendengar suara 'tik tak, tik tak'. Dengan itu saya tahu di mana kira-kira letak arloji itu dalam serbuk kayu", jawab anak itu.
Keheningan, adalah pekerjaan rumah yang paling sulit dilakukan dalam hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan'. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkap menghadapi segala permasalahan.
'Arloji' dalam cerita di atas adalah gambaran sang waktu yang sebenarnya tak pernah berhenti dan terus bergerak maju tanpa melihat ada badai, topan. Sang waktu hanya tahu kewajibannya untuk selalu maju terus.
'Tukang kayu dan pekerjanya' adalah gambaran dari orang-orang yang terburu-buru dalam mengambil keputusan. Mereka juga gambaran orang yang takut kehilangan 'peluang waktu'. Tapi karena ketakutannya, orang-orang tersebut justru kehilangan 'peluang' tersebut.
Sedangkan 'anak kecil' itu gambaran orang yang dapat menyelesaikan masalah dengan 'ketenangannya'.
Cerita ini memberikan refleksi pada kita agar di antara 'kesibukan dan kegaduhan' hidup kita, usahakan meluangkan waktu 'tenang sejenak' untuk merefleksi kembali apa yang sudah kita lakukan.
:))
"Do You Worry Too Much ?"
Tiada hari tanpa cemas. Rasa cemas berlebihan yang menyergap secara perlahan tapi menyesakan dada, punya istilah sendiri : Creeping Anxiety Disorder (CAD). 'virus' penyakit modern ini ternyata menular ! dan teryata penderita penyakit ini cukup banyak lho !
CAD sebenarnya bukan penyakit baru, hanya istilah saja yang lebih modern. Sejak dulu banyak orang yang mengalami gejala kecemasan berlebihan. Namun kini keadaannya semakin meningkat. Ini secara tidak langsung diakibatkan oleh kemajuan jaman.
Penyakit emosional ini tidak menyerang jenis kepribadian tertentu. Semua orang bisa 'tertular'. Masalahnya setiap orang pasti memiliki rasa cemas dalam dirinya. Ada sih yang bisa mengendalikan kecemasannya itu di tingkat yang normal, tapi ada juga lho yang nggak bisa. Sifatnya sangat individualis, hingga setiap orang memiliki reaksi yang berbeda.
Sebenarnya ada beberapa hal yang memicu gejala kecemasan 'lebay' ini :
Masa lalu yang menghantui, banyak orang melangkah ke dalam hidup baru tanpa menyadari bahwa hari ini berbeda dengan hari kemarin. Kemajuan jaman membuat hidup kita makin banyak pilihan hingga rentan terhadap timbulnya rasa cemas.
Harapan yang terlalu tinggi. Tahu nggak, semakin makmur suatu masyarakat, justru semakin berkurangnya rasa kebahagiaan orang-orangnya ?. Mengapa ?. Orang-orang tersebut cenderung menilai hidupnya lebih 'rendah' dibandingkan orang lain. Mereka selalu menjadikan orang lain sebagai patokan. Padahal, yang namanya kebahagiaan ada dalam diri sendiri. Definisi sukses, berbeda seiring 'kemajuan' jaman.
Ingin pegang kendali. Ada beberapa tipe orang yang selalu ingin memegang kendali dan mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Nah, tipe seperti ini yang rentan terhadap 'virus' CAD. Mengapa mereka punya kepribadian seperti itu ?. Kira-kira penyebabnya adalah, pertama, karena tidak bisa dan tidak mau percaya dengan orang lain. Kedua, karena merasa dirinya paling benar.
Rasa kesepian. Memiliki hubungan baik dengan orang lain, baik keluarga, teman atau pasangan, adalah kebutuhan dasar manusia. Tanpanya manusia akan kesepian, depresi dan lama-lama akan terjangkit CAD.
Hmmm....
Kecemasan yang berlebihan atau CAD ini memang tidak langsung mematikan, tapi bisa memperpendek umur lho !. Untuk menghilangkan 'virus' ini, cobalah selalu berpikir positif atau ikuti langkah-langkah ini :
* Kenali apa yang mendorong kecemasan tersebut dan hadapilah !
* Jangan berpatokan pada orang lain !
* Bergaullah dengan orang-orang yang selalu berpikiran positif, bukan pencemas !
* Dan yang terpenting adalah IKHLAS, ingatlah tempat bergantung terbaik adalah hanya, hanya Allah SWT, dan Dia pasti akan menjamin hidup kita, yakinilah !
Well, so don't worry, BE HAPPY !!! :))
Looking for Happiness
Mengapa susah-susah unhappy ?. Ini dia penyakit yang sering menjangkit. Padahal yang dicari dalam hidup adalah happiness, kan ?. Sering kita tidak sadar kalau ternyata kita sengaja sering menyengsarakan diri hanya karena minta dikasihani.
Santi, misalnya membiarkan dirinya tidak berdandan, lusuh dan sakit, ketika tahu suaminya selingkuh. Ia ingin menunjukan bahwa dirinya menderita karena perbuatan suaminya. Kalau bisa malah dia ingin mati saja. walah !! :(
Mengapa dia memilih 'unhappy' seperti itu ? Tujuannya adalah dia ingin agar suaminya menjadi lebih baik dan sadar. Padahal untuk membuat suaminya kembali ke jalan yang benar bukan dengan cara menyengsarakan diri seperti itu kan ?.
"Tindakan seperti itu tidak tepat", demikian kata Purnawan E.A, seorang HRD and Motivator Specialist dari Wellness World. Kalau kita punya masalah atau stres, yang penting adalah cara mengelolanya. Terimalah masalah itu dengan sadar, dan tidak perlu menganalisa terlalu lama. Hindari memikirkan masalahnya terus menerus.
Purnawan memberi resep TOTE, yaitu Test Operate Test Exit Maksudnya, bila ada masalah, rasakan dan anilisa sebentar, kemudian selesaikan atau tinggalkan. Take it easy. Jangan biarkan pikiran hanya tertuju pada (hanya) satu masalah. Justru memikirkan beberapa hal tanpa menganalisa akan lebih baik bagi penataan stres.
Kita sering dirasuki 'irrational belief', belief yang salah. Maksud belief di sini adalah apa yang diyakini baik. Padahal, belum tentu. Salah, bila kita berpikiran bahwa merasa to be unhappy sebagai alat mencapai tujuan, menunjukan keseriusan, sensitif atau berbudaya, sebagai motivasi perubahan keadaan atau bentuk keprihatinan, bahkan untuk menunjukan penyesalan.
Jadi, buang jauh-jauh rasa itu !
Diam-diam....
Aku bisa merasakannya...
Ketika kamu tumbuh menjadi anak-anak dengan kurangmu,
Aku tahu rasanya...
Ketika masa remajamu kamu ingin berkarya,
Aku bisa merasakan semangatmu....
Pun ketika cinta mulai tumbuh di hatimu,
Aku tahu rasanya....
Ketika kedua orang tuamu bermasalah,
Aku tahu rasa sedihmu, hancurmu...
Tapi kamu tetap tersenyum....
Saat kamu bisa memberikan seorang pengeran kecil yang sempurna buat suamimu,
Aku sangat sangat sangat tahu rasa banggamu...
Pun saat kamu memilih untuk 'menyelesaikan' rumah tanggamu,
Aku bisa merasakan galaumu....
Aku, sebagai anak, istri dan ibu
bisa merasakan hatimu....
Tapi,
Jumat 11 Juni 2010
Semua sudah 'tertutup'
Selesai....
Selamat jalan Gisca, kembalilah pada Yang Maha Punya
Berbahagialah di sana....
(aku yang diam-diam mengagumimu....)
Lisan itu...
L i d a h !
Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tahukan kalian apakah ghibah itu ?"
Para sahabat menjawa, "Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui"
Beliau bersabda, "Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya"
Ada sahabat yang bertanya, "Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu memang terdapat pada saudaraku ?"
Beliau menjawab, "Jika yang kamu katakan terdapat pada saudaramu, maka engkau telah mengunjingnya (melakukan ghibah) dan jika tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya". (Hadis riwayat Muslim).
Melihat makna ghibah yang dijelaskan oleh Rasulullah tersebut, jelas ada kesamaan antara ghibah dan gosip, jadi gosip adalah ghibah.
Allah Subhana wa Ta'ala melarang perbuatan ini secara langsung dalam Al Quran, "Dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukalah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang" (QS Al-Hujurat 12)
Berkenaan dengan orang-orang yang suka berghibah, Abu Harairah salah seorang sahabat Nabi berkata, "Sungguh mengherankan, ada orang dapat melihat kotoran kecil mata saudaranya, tetapi tidak dapat melihat kotoran besar di matanya sendiri".
Hmm.....
Ghibah 'halal' ?
Jika menceritakan hal negatif yang ada pada diri orang lain -untuk kasus tertentu- ternyata dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial, apakah hal itu dibolehkan dalam Islam ?
Dalam Islam, boleh mengungkapkan sisi-sisi negatif seseorang pada beberapa kondisi, yaitu :
Menghentikan keburukan, mengadukan perilaku buruk seseorang atau pihak tertentu kepada pihak penguasa atau pihak yang berwenang secara hukum dengan tujuan menghentikan perilaku kemungkaran tersebut, termasuk menyebutkan keburukan orang yang bersumpah palsu dengan tujuan mencegah jatuhnya korban dari perilaku sumpah tersebut
Meminta fatwa atau nasihat, tentang permasalah yang ditimbulkan oleh keburukan seseorang atau pihak tertentu
Meminta bantuan atau pertolongan atas suatu kemungkaran yang mengancam diri si pengadu atau orang lain
Mengingatkan kaum Muslimin, akan orang-orang yang selalu berbuat jahat secara terang-terangan untuk menghindari kejahatan mereka
Mencegah bid'ah, Menyebut orang yang melakukan kemaksiatan secara terang-terangan atau pelaku penyimpangan dalam agama (bid'ah) agar kaum Muslimin dapat bersikap secara tepat seperti menasihati atau berusaha mencegahnya dari kemungkaran berikutnya dan tidak mengikuti langkah mereka
Mengindentifikasi, menyebutkan ciri-ciri khas seseorang, untuk memudahkan mengenalinya dan membedakan dari orang lain ketika menyebutkan namanya, tanpa ada sedikitpun niat untuk merendahkankan orang tersebut.
Nah, sekarang bagaimana membedakan ghibah 'halal' dan ghibah 'tak halal' ?. Jawabannya adalah, pertanjam matahati dengan selalu memperbarui keimanan. Barang siapa yang selalu berusaha meminta petunjuk Allah dengan sungguh-sungguh dalam hidupnya, Allah akan menajamkan mata hatinya dan menunjukinya perilaku yang lurus, yang Ia ridhai, termasuk dalam hal membicarakan orang lain tentunya.
Walahu'alam :)
Mau Masuk Surga ?....Jangan Marah !!
Marah adalah salah satu emosi fitrah manusia selain sedih dan gembira, takut dan kecewa. Kita dibekali amarah oleh Allah SWT untuk mempertahankan dan membela diri.
Tapi marahpun ada aturannya. Bukankah Rasulullah pernah bersabda "Jangan marah...bagimu Surga".
Ada tiga tipe manusia berdasarkan muatan emosi marah dalam dirinya :
Pertama, manusia yang sangat sedikit energi marahnya bahkan hampir tidak ada. Manusia tipe ini memiliki kecenderungan tidak dapat mempertahankan dan membela kehormatan diri, keluarga apalagi agama. Dalam Islam orang seperti ini disebut jayyus (orang yang tidak punya harga diri). Islam mengajari umatnya menghindari sifat ini
Kedua, manusia yang sarat dengan energi marah. Cepat meledak, lama redanya, berlebihan, tidak pada tempatnya dan kemarahannya bisa menyebar kemana-mana. Pribadi yang seperti inipun banyak mendatangkan masalah terutama bagi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya
Ketiga, manusia yang cukup memiliki energi marah sekaligus daya kontrol terhadap energi tersebut. Marah yang diekspresikan dengan pola seperti ini adalah marah yang menyehatkan.
Nah, bila marah menyerbu, apa yang harus dilakukan ?. Nih, ada tips yang mungkin bermanfaat untuk mengatasi 'si marah' :
Berusahalah untuk diam, diriwayatkan dari Rasulullah SAW "Apabila salah seorang di antara kamu marah, maka diamlah (HR Ahmad)
Menarik nafas panjang, karena ketika seseorang sedang marah, pembuluh-pembuluh darahnya menegang. Dengan menarik nafas panjang, akan membantu mengurangi ketegangan tersebut
Membaca lafaz ta'aqqudz (bacaan a'udzubillahiminasysyaithanirrajim). Diriwayatkan dari Rasulullah SAW "Apabila seorang di antara kamu marah, maka katakanlah 'Aku berlindung kepada Allah, maka amarahnya akan reda" (HR Abi Dunya)
Mengubah posisi tubuh, Rasulluhan SAW bersabda, "Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antara kamu marah dalam keadaan berdiri, duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah" (Hadist diriwayatkan Bukhary dan Muslim)
Berwudhu atau mandi, Diriwayatkan dari Rasulullah :"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu apabila seseorang di antara kamu marah, maka berwudhulah atau mandilah" (HR Ibnu Asakir, Mauquf)
Mencari penyebab amarah yang sebenarnya, mencari dan menemukan sebab yang sebenarnya adalah upaya yang sehat dalam mengenali masalah yang sebenarnya. Dan itu adalah separuh dari solusi
Jangan tunda selesaikan masalah, Setelah marah mereda dan pikiran dapat bekerja normal kembali, sedapat mungkin segeralah hadapi dan selesaikan sumber masalah yang sebenarnya.
Menunda penyelesaian masalah atau membiarkannya tak terselesaikan serta menimbunnya dalam pikiran, tidak hanya mengganggu ketenangan jiwa, namun juga mengundang berbagai penyakit fisik.
Wallahu a'lam :)
Pada akhirnya....
Return to Soul
Semua telah dicoba namun seolah-olah sia-sia.
Semua telah berusaha namun seolah-olah sungguh sulit melawan dunia.
Semua tidak mau mengerti kita.
Bahwa prinsipnya, dunia sungguh sulit untuk dikalahkan.
Hidup bukan antara aku dan dunia.
Namun antara kita sebagai anggota dari kehidupan.
Sehingga kita bisa menjadi bagian dari hidup.
Dan mengerti kemana hidup ini akan mengarah?
Namun aku tak tahu…
Bagaimana lagi yang harus aku lakukan…
Hingga aku lelah.
Hingga aku menyerah.
Hingga aku sadar,
Bahwa semua itu bukan tentang aku.
Namun tentang dunia.
Namun tentang orang-orang lain.
Kemana harus aku cari jati diri?
Jiwaku yang murni.
Yang mengerti kemana aku harus memilih?
Apa yang harus aku perbuat?
Kemana hati nurani aku cari?
Semua itu bukan tentang aku.
Semua itu bukan tentang pengetahuan agamaku.
Namun tentang sejauh mana hubungan jiwaku dengan Sang Pencipta.
Namun tentang sejauh mana hidupku berarti bagi dunia.
Namun tentang sejauh mana aku mengerti arti hidup yang sesungguhnya.
Bahwa hidup tak perlu berusaha.
Bahwa hidup tak perlu memaksa.
Bahwa hidup tak perlu mengandalkan kekuatan dan kekuasaan.
Namun hidup sesungguhnya menjadi suatu semangat menggebu-gebu untuk berbuat bagi orang lain.
"Siapa Kamu ?"
Hmm, malam itu aku mimpi bertemu kamu. Lelaki usia 25 tahunan, rambut bergelombang, tinggi, kurus dengan wajah pucat, senyum tenanggg banget dan coollll abis..
Mimpi itu seperti nyata. Aku nggak tahu apa yang terjadi.
Aku bertanya pada seorang lelaki tua di mimpiku, siapa kamu. Dan lelaki tua itu menjawab,
"Dia orang yang di utus untuk menjaga rumahmu"
"Menjaga dari apa ?, dan siapa dia ?", tanyaku pada orang tua itu, tapi tak terjawab karena aku segera terjaga dari tidurku.
Setelah itu aku selalu merasa kamu 'ada'. Entah di ruang TV, di dapur, di ruang makan, bahkan di tempat sholat. Terkadang aku menjadi risi karena selalu kamu 'awasi'.
Dan satu waktu, aku bertemu dengan seseorang yang -katanya- bisa melihat 'dunia yang lain'.
"Ada apa di rumahku ?", tanyaku padanya sambil memperlihatkan photo rumahku.
Dia mengamati sebentar lalu dia berkata, "Ada lelaki muda, usia sekitar 25 tahunan di sana"
Hah ??? itukah kamu ?
Kembali aku bertanya, "Jahat nggak dia ?"
Dia menjawab, "Nggak sih, cuman karena dia masih muda jadi membawa aura 'usil'
Aku sedikit nggak percaya, bagaimana bisa usil, dengan wajah sekalem itu ?.
"Gini aja deh", katanya lagi
"Aku kasih air doa, ntar sampe rumah kamu ciprat2kan ke seluruh pojok rumahmu sambil berdoa"
Untuk menghormatinya, aku terima air itu.
"Terima kasih ya", kataku.
Esok harinya aku ciprat-cipratkan air itu ke seluruh tembok rumahku, sambil berdoa. Aku minta perlindungan pada Yang Kuasa.
Dua malam setelah itu, aku mimpi bertemu kamu lagi. Tapi kamu nggak tersenyum. Kamu nggak memandangku lagi. Kamu 'tertidur' dalam keranda yang dibawa oleh beberapa laki-laki. Pergi menjauhiku...
Aku terpana, Itukah kamu ? Siapakah kamu ?
Aku nggak tahu dan mungkin nggak akan pernah tahu...
-Samarinda 2004-2005-
"Buku yang tak (akan) pernah terkirim"
Pagi, seperti biasanya Va merapikan rak buku. Rak buku itu akan dipindahkan ke rumah barunya.
Tiba-tiba matanya tertuju pada satu buku. Judulnya begitu menyita perhatiannya "Kupu-Kupu Bersayap Kertas". Ah, tiba-tiba lamunannya ke 3 tahun yang lalu.
Buku itu adalah hadiah buat Dya, sahabat baiknya. Yang dia kenal sejak mereka sama-sama SD di Bontang. Sahabat yang mungkin lebih tahu isi hatinya daripada mamanya. Sahabat yang selalu ada, saat senang dan sedih. Sahabat yang bisa mengerti...
Itu dulu,
Hingga, saat Kevin hadir di antara mereka. Kevin, cowok keren yang pintar main piano, yang sangat penyayang, yang bisa membuat hati semua cewek merasa tersanjung.
Kevin datang di antara mereka dengan 'melambaikan' bendera persahabatan. Tapi entahlah, lama-lama ada rasa 'aneh' di hati Va. Begitu besar pesona Kevin yang tak bisa ditampiknya. Senyumnya, gayanya, ah semua yang ada padanya. Tiba-tiba saja rindu itu selalu menyeruak di hati Va, buat Kevin.
"Sahabat Jadi Cinta" dan "Kupu-kupu bersayap Kertas". Dua buku yang Va beli di sebuah toko buku. Satu untuk Kevin, karena dia berulang tahun saat itu, dan satu lagi buat Dya, sahabat baiknya.
'Haruskah aku berterusterang pada Kevin, kalau aku suka padanya', tanya Va dalam hati. Apakah buku ini bisa mewakili perasaannya ?
Sore itu, di coffee shop tempat mereka biasa ketemuan, mereka bertiga janjian bertemu, to celebrate Kevin's birthday. Va membawa bukunya yang sudah dia bungkus semanis mungkin. 'Semoga kado ini membuat Kevin mengerti perasaanku, pikir Va.
"Hai, Va", sapa Kevin saat Va sampai di sana
Sudah ada Dya rupanya. Dya manis sekali malam ini. Dengan rambut panjang terurainya, dengan sackdress birunya..
"Ini kado dari aku Vin"
"Happy birthday, happy selalu ya", ucap Va pada Kevin
"Thanks a lot, Va"
"Hopping for you, too", kata Kevin
"Eh ada juga buku buatmu, Dya, besok ya di rumahku", kata Va pada Dya
"Oke deh bu, thanks ya", kata Dya sambil mengacungkan jempolnya
Setelah mereka makan dan minum, bercanda tawa ria dan cerita kesana kemari, tiba-tiba Kevin meraih tangan Va.
"Aku pengen cerita sesuatu", katanya
Ah, Va seperti terbang ke angkasa biru, yang jelas malam itu tak biru lagi, karena sudah malam..
"Ya", Va tergagap. Ia saling pandang dengan Dya. Dya tersenyum manis sekali.
"Di hari ulang tahunku ini, aku pengen cerita, kalo aku punya hadiah yang special sekali", kata Kevin dengan ceria
"O, ya ?, apa itu", tanya Va penasaran
"Gini Va, malam ini, aku dan Dya udah jadian", kata Kevin sumringah, tangan kirinya meraih tangan Dya, yang disambut Dya dengan senyuman
Walah, tiba-tiba sekujur tubuh Va tak bertulang. Rasanya -mendadak-jadi stroke
Kenapa begini ?, tanyanya dalam hati. Kenapa Dya ?
"O ya ? selamat ya, aduh aku ikutan seneng nih", Va -sedang- menipu hatinya
"Thanks ya Va", kata Dya. Diciumnya pipi sahabatnya itu.
Hmm setelah malam itu, persahabatan mereka jadi tak sehangat mentari, jadi tak seindah bunga melati, dan jadi tak sekokoh gunung Merapi. Entah karena sibuk dengan kegiatan dan kuliah masing-masing, atau karena Va tak bisa menerima keadaan ini. Cinta kadang memang membuat semuanya berjalan di luar 'rel' nalar, hmm....
******
Va tersadar, sambil menghela napas dalem banget, diambilnya buku yang masih utuh dibungkus plastik itu. Dibersihkan dari debu, dan dimasukan dalam kotak...
Entah kapan dia akan bertemu dengan Dya, sahabatnya.....
'Sarapan Jazz'
Minggu pagi, di depan fakultas filsafat UGM ada pagelan Jazz On the Street. Asyik juga. Pagi-pagi bergoyang dengan lagu-lagu asyik. Juga dengan 'Marcus Miller' Jogja. Weww...asyik juga.... :))
Rasanya nggak pengen beranjak dari situ. Walaupun duduk di atas aspal, tapi asyik banget. Kalau nggak inget masih ada acara 'nyambangi' bude di Kaliurang...
See you next Sunday !!!
"Di tempat yang Diam"
"Juni"
"TBR (Teras Belakang Rumah)"
Hmm seperti namanya, teras ini terletak di belakang rumah kami, setelah carport. Di sana ada teras ukuran 5 m x 5m lengkap dengan kursi, amben (kursi besar bisa untuk tiduran), 1 kamar kerja, ada rak buku, ada TV, ada dispenser dengan coffee n friends -nya dan ada juga kamar mandi.
Di sini, tempat saling bercerita, diskusi, berdebat dan enjoy our music, juga menemui tamu nggak formal (tamu sekejab), misalnya tukang aqua, pak pos, dll :). Ini adalah ruang favorit kami, setelah ruang TV.
Aku nggak tahu apa istilahnya dalam dunia tata ruang. Ini teras, atau pavilliun atau apa. Tapi bagi kami ini tetap 'TBR' alias Teras Belakang Rumah......
"Pensil Oranye Itu"
"Ma, pensilku yang baru, yang satu dipinjam Fara, yang satunya dipinjem Daffa. Semua belum dikembalikan", kata Abin padaku saat aku tahu dia mengerjakan pe-ernya 'hanya' dengan pensil oranye yang sudah tinggal 2 cm itu.
Ini kejadian berulang yang -mungkin- ke 10 kalinya. Aku belikan pensil baru, kemudian di'pinjam'kan ke teman-temannya, dan dia kembali dengan pensil oranye-nya.
Brrrrrr.....rasa marahku rasanya udah di ubun-ubunku. Berkali-kali aku bilang padanya untuk menjaga barang-barangnya dan selalu mengecek kembali setiap akan pulang. Tapi alasannya tetap sama : 'dipinjam teman-temannya dan tidak dikembalikan'
Tapi kali ini aku benar-benar marah pada murid kelas 1 SD ini. Karena aku merasa dia tidak pandai menjaga barang-barang miliknya.
"Oke, kalau begitu mama tidak akan membelikan Abin pensil lagi"
"Abin pake pensil yang oranye ini aja terus, karena Mama pikir Abin nggak bisa menjaga barang-barang milik Abin"
"Abin nggak teliti", kataku agak keras
Abin diam saja dan hanya mengangguk pelan. Kemudian dia melanjutkan mengerjakan pe-ernya tanpa aku, yang sudah terlanjur be-te.
Dari jauh aku perhatikan, kasian juga sih, dengan pensilnya yang kecil itu, dia raut trus menulis lagi. Wajahnya yang tidak berdosa mengibakan aku. Tapi tidak, kali ini aku harus tegas, pikirku.
Menjelang akan tidur, saat emosiku sudah mereda. Aku bertanya padanya.
"Emang Abin suka ya dengan pensil oranye itu ?"
"Kok dipake terus ?"
"Emang kalo di sekolah Abin nulis pake pensil yang mana, yang baru atau yang oranye itu ?"
"Abin pake yang baru Ma", katanya dengan datar
"Trus kok bisa dipinjem temennya ?', tanyaku
"Gini Ma, kan Abin pake pensil yang baru, tapi kalo ada temen yang pinjem Abin kasih yang baru, trus Abin pake yang oranye itu"
"Kan Mama pernah bilang, kalo kita memberikan kepada orang lain, harus yang paling baik menurut kita"
"Jadi Abin kasihin aja pensil yang bagus, kan itu yang bagus. Abin biar pake yang kecil aja, nggak apa-apa", ujarnya lugu
Ya Allah, tiba-tiba aku seperti di'tampar'. Iya itulah yang aku ajarkan padanya. Kalau memberikan kepada seseorang, berikanlah yang menurutmu yang paling baik/paling kamu sukai. Dan sekarang aku 'diingatkan' kembali oleh malaikat kecilku.
Airmataku mengembang, aku ciumi dia dan aku katakan, "Iya Abin benar, besok Mama belikan satu pensil baru dan yang oranye nggak usah dibawa ya" "Jadi Abin cuma bawa 1 pensil, jadi kalo ada teman yang pinjam, Abin bilang aja, maaf, aku cuma bawa 1 pensil..."
Dia tersenyum dan menciumku, "Terima kasih Mama", katanya
Ya Allah terima kasih, hari ini aku mendapatkan pelajaran berharga, tentang berbagi, tentang menyelesaikan satu masalah. Dan guruku adalah malaikat kecilku, Abin. Subhanallah...
"Yuk kita berdoa, trus bobok besok sekolah ya. Bismikallah huma......."
Dan malam itupun, Abin tidur dengan senyum. Abin, Mama love you too much, sayang.....