Kemarin pagi, di sekolah anakku, aku ngobrol dengan seorang ibu yang bercerita tentang Kekuatan Cinta.
"Bima (anaknya), sejak umur 3 tahun sudah tinggal ayahnya", katanya memulai percakapan
"O ya", kataku
"Iya, ayahnya meninggal tiba-tiba, di usia 38"
"Sejak saat itu Bima menjadi anak mandiri, dan dia yang selalu membesarkan hatiku", lanjutnya
Aku lihat ada bening airmata di ujung matanya. Aih jadi gag tega buat menanyakan hal yang lainnya.
"Satu saat Bima pernah bertanya, kenapa kok Bima gag punya ayah seperti teman-teman yang lain, ma ?"
"Nanti kalau kemah yang antar Bima siapa ya Ma"
"Pertanyaan-pertanyaan Bima selalu saja membuat aku menanggis", katanya melanjutkan ceritanya.
Aku hanya diam, tak bisa berkata apa-apa. Aku merasakan kepedihannya.
"Aku hanya bisa bilang ke Bima, berdoa saja sama Allah, semoga kita diberikan ayah lagi, yang seperti ayah kita dulu, yg sayang mama dan Bima, ya", katanya kali ini dengan senyum.
Untuk membesarkan hatinya, akupun bercerita kisah yg sama dengan yang dia alami. Kebetulan seorang temanku yang lain punya kisah yang sama dengan ibu ini.
Dia mendengarkan ceritaku dengan asyik,
Tiba-tiba dia berkata,
"Januari kemarin, alhamdulilah saya sudah ijab lagi"
"O, ya" kataku kaget dan ikut bahagia
"Sama siapa?", spontan aku bertanya
"Sama mantan pacar saya dulu, sebelum bertemu almarhum suami". katanya
"Diapun mengalami hal yang sama dengan saya, di tahun yang sama pula"
"Subhanallah" kataku
"Iya, setelah lama gag ketemu, suatu hari dia mimpi ketemu aku, dan diapun mengirimkan surat ke alamat ibuku"
"Saat itu aku sedang dirawat di RS karena maag akut. Dan entah kenapa juga aku tiba-tiba ingat sosoknya"
"Saat aku menerima suratnya, aku bahagia banget. Ada nomor teleponnya"
"Dan sejak saat itu kami bersilaturahmi lagi. Aku menceritakan kisahku, dan dia juga menceritakan kisahnya. Dan ternyata kisah kita sama !", dia bercerita, kali ini bukan bening airmata yg ada di ujung matanya, tapi binar cinta !
"Akhirnya bulan Januari kemarin kami ijab kabul, karena kami sudah saling mengenal, dan orang tuanya juga sudah sangat mengenal aku"
"Dan yang paling penting, Bima bahagia", katanya bahagia
Aku salami dia dan cium pipinya, "Selamat ya, jadi pengantin baru nih ceritanya"
"Iya alhamdulilah setelah 5 tahun sendiri", katanya malu-malu
"Saya rasa mas wiwid juga bahagia di sana melihat saya dan Bima bahagia"
Sekarang giliranku yang berkaca-kaca. Subhanaalah, Ya Allah Engkau tunjukan kekuatan Cinta Tulus kepada Ibu dan Anak ini........
Semoga bahagia ya, menjadi keluarga yg sakinah, mawaddah dan warohmah.........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar