Tiba-tiba saja aku ingat saat aku menjabat tangan my japanese boss saat aku pamitan akan resign, dan sdh ditunggui supir untuk membawaku pulang. Tiba2 saja aku ingat pesta farewell di sebuah karaoke dg teman2 kantor. Ada gelak tawa, jg ada tangisan sedih saat itu. Aku jg ingat the last dinner dg 3 org boss ku yg sekaligus 'sahabat2'ku di salah satu rumah makan Jepang di Melawai. Aku jg ingat tukang mi ayam, gado2, gorengan yg menemani sarapan pagiku di kantor. Tiba2 saja aku ingat ruang kerjaku yg nyaman, di mana aku merasa menjadi diriku sendiri... I miss them all.. jd pengen nangis... :(
Tapi aku jg ingat pesan ibu mertuaku, saat aku curhat betapa aku stres gag bekerja lagi, "Lebih baik mulia di hadapan Allah drpd di hadapan manusia". "Apapun yg kamu lakukan sbg ibu dan istri di rumah, adalah bekalmu ke surga"...
......
Akhirnya, saat aku sampai pada titik ini, aku berpikir sebenarnya manusia TIDAK PERNAH kehilangan apapun, karena manusia TIDAK PERNAH memiliki apapun...
"Belajar melepaskan diri dari apapun yg telah kita terima adalah satu keindahan. Keindahan yg sama seperti saat kita memberi sesuatu. Ada satu kegembiraan dan kedamaian yg tak terhingga bila kita IKHLAS MELEPASKAN APA YG ADA".
In the end, what matters most are...
How well did you live,
How well did you love,
And how well did you learn to let go...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Masih dengan komen yg sama... !!
Wow... Ternyata sampeyan pernah merasakan betapa perihnya sayatan sebilah kenangan, to....?
Hikkssss.... Jadi inget suara sengau-nya Sting....
On and on the rain will fall
Like tears from a star like tears from a star
Like tears from a star like tears from a star...
On and on the rain will say
How fragile we are how fragile we are
How fragile we are how fragile we are .....
Posting Komentar