"Ditinggalkan"



Ditinggalkan oleh 'teman hati' lebih menyedihkan dibandingkan ditinggalkan oleh ~hanya~ 'teman hidup'.

Pagi ini aku melihat upacara pemakaman Ibu Ainun Habibie di salah satu televisi swasta. Saat Pak Habibie harus menaburkan bunga terakhir di liang lahat ibu, beliau tak kuasa menahan tangisnya. Aku melihat tangisannya bukan tangisan 'basabasi', tapi tangisan dari hati karena telah ditinggalkan oleh 'sahabat hatinya' untuk selamanya.

Seperti sebelah hatinya telah pergi. Seperti separuh semangatnya telah pergi, Seperti separuh jiwanya telah pergi. Dan seperti separuh pikiran2nya telah pergi.
Lalu kepada siapa harus berbagi ?

Ah aku jadi ikut menangis. Betapa indah rasa cinta itu.
Menikah memang mudah. Berkenalan, merasa cocok (walau kadang tidak selalu), kemudian menikah, memiliki anak, dst...dst....
Tapi menjadikan diri kita sebagai 'sahabat hati' bukan sekedar 'teman hidup' buat pasangan kita adalah satu tantangan.
Bagaimana kita akan dikenang oleh orang2 yang paling dekat dalam hidup kita, setelah kita nanti mati.

Ah...Ya Tuhan, berikan aku kesempatan buat bisa menjadi 'sahabat hati' buat suami dan anak2ku. Bukan demi seberapa airmata yang akan mereka teteskan saat aku 'pergi' nanti, tapi untuk mengukir kenangan indah di hati mereka...............

(Selamat jalan Ibu Ainun, cinta untukmu utuh, cinta yang benar2 tulus, setulus senyummu..)

0 komentar: