Bila Ola sedang diare



Diare atau mencret sering terjadi pada kucing muda. Namun kucing dewasa pun bisa juga terserang diare. Apabila hal ini dibiarkan, maka kondisi hewan akan cepat sekali turun akibat dehidrasi (kekurangan cairan). Akibat selanjutnya sangatlah fatal karena bisa mengancam jiwa hewan kesayangan kita Pada saat diare, cairan tubuh banyak yang ikut terbuang lewat belakang. Frekuensi buang air besar (BAB) bisa sangat sering jika dibandingkan dalam keadaan normal. Bila hewan kesayangan kita dalam keadaan sehat, aktivitas BAB-nya antara 1 – 2 kali sehari. Konsistensi kotorannya (feses) padat berbentuk sampai agak lembek. Dalam kondisi diare, konsistensi feses menjadi sangat lembek sampai cair yang kadang disertai darah dan atau lendir. Frekuensi BAB-nya pun menjadi semakin sering. Semakin sering akan semakin berbahaya jika dibiarkan tanpa pertolongan memadai. Diare bisa disebabkan oleh banyak hal dan tipe diare yang dikeluhkan juga berbagai macam. Namun yang perlu diperhatikan untuk mengetahui asal diarenya adalah berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi atau gejala klinis yang muncul. Diare yang terjadi akibat perubahan patologis pada usus halus akan menimbulkan gejala-gejala seperti berikut, frekuensi defekasi biasanya akan meningkat dari normal. Peningkatan frekuensi defekasi bisa sampai 3-4 kali dalam sehari dan jumlah feses yang dikeluarkan banyak, berbentuk cair atau lebih cair. Hewan biasanya tidak merejan dan tidak disertai rasa sakit sakit saat defekasi (dyschezia). Bila ada perubahan warna pada feses biasanya menyeluruh (melena). Dalam waktu cepat terjadi perubahan kondisi akibat dehidrasi, bahkan berat badan akan menurun drastis. Sedangkan bila diare yang terjadi berasal dari perubahan di usus besar, menimbulkan perubahan yang berbeda dengan kondisi di atas. Volume feses yang dikeluarkan biasanya sedikit dengan frekuensi yang sangat tinggi. Frekuensi defekasi bisa lebih dari 6 kali dalam sehari. Hewan seringkali merejan atau tenesmus. Saat merejan bisa disertai keluarnya feses atau tidak disertai keluarnya feses. Hewan akan merejan dan kadang disertai adanya rasa sakit saat defekasi (dyschezia). Bila terjadi perubahan warna feses, biasanya akn ditemui adanya bercak darah di permukaan feses (Hematochezia). Biasanya tidak menyebabkan perubahan kondisi yang drastis atau hewan tetap segar dalam beberapa waktu, berat badan juga tidak menurun drastis sebagaimana pada diare usus halus. Hal utama yang perlu dilakukan adalah mengupayakan masuknya kembali cairan kedalam tubuh anjing / kucing yang terserang diare. Caranya dengan memberikan cairan oralit sedikit-sedikit tetapi sering. Sebaiknya jangan gunakan oralit untuk manusia karena biasanya oralit tersebut mengandung perasa buah, misalnya jeruk. Rasa ini sangat tidak disukai kucing .Campurkan sesendok gula pasir dengan sedikit garam dalam segelas air hangat. Suapkan larutan oralit sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok atau spuit (tanpa jarum). Tindakan ini memang agak memaksa hewan untuk minum. Namun hati-hati melakukannya agar tidak tersedak. Jangan beri makan (puasa) selama 24 jam apabila hewan sudah usia dewasa. Namun apabila masih anakan ( kitten / puppy ) cukup 12 jam saja. Beri makanan yang netral dan tidak mengiritasi pencernaan, misalnya daging ayam rebus atau ikan tuna rebus yang diblender. Dapat juga diberikan kuning telur ayam rebus. Makanan jadi yang khusus untuk kucing atau anjing yang sedang diare tersedia di petshop. Tempatkan hewan di tempat tersendiri yang bersih, kering dan hangat. Obat anti diare dapat juga diberikan dengan dosis pemberian yang sesuai. Apabila dalam 24 jam kondisinya tidak membaik, segeralah bawa ke dokter hewan anda. Mungkin diperlukan tindakan infus untuk mengembalikan cairan yang telah banyak keluar.

-diambil dari www.anjingdankucing.com

0 komentar: