2011



"dan, APAKAH HATI PERNAH/BISA MENJADI TUA ?".....

#drama


Sayangku,

Sebentar lagi doamu mungkin akan terkabul,
aku akan mati
- dan kamu pasti akan senang -

Setelah itu,

kamu boleh saja kembali pada mantan pacarmu,
bercumbu dengan gadis-gadis simpananmu
atau,
bergaul dengan siapapun yang kamu mau,

Saat itu,

mungkin aku sedang bertemu malaikat yang menjemputku
dengan kereta abu-abu dan berkuda biru
dan dengan senyum ramah mereka akan menyambutku :

"selamat datang dewiku"

Lalu,

aku melihatmu dari angkasa biru dengan jubah putihku
kamu menutupi mata liar di balik kacamata hitammu
seolah bersedih di depan makamku
mengeluarkan airmata buayamu
-padahal- dari telepon genggammu ada satu pesan pendek melagu :

"hallo cintaku, sedang apa dirimu"

huruf kecil


derai hujan sore ini
membawa suara yang tak pernah kudengar,

suara tentang hati yang terpapar rindu,
suara tentang rintih sedih luka hati yang bernanah,
suara tentang gurat satu wajah resah

"biarkan saja aku tak -pernah- tertebak olehmu",
desau angin terdengar nyata di telingaku

Dalam sebuah Kembang Meja


hari ini musim semi..
tempatnya bermain pelangi,,
sebelum kata-kata mulai mengawal serangkaian serdadu seratus satu...
episode pertama bertatap muka dengan kembang kemangi senja...

aku menatapmu...
bukan berarti aku serius menelanjangi pikiranmu...
kata itu haram antara kita..
aku sudah berjanji tak mengucapnya
walau harus dihukum menulis keseratus pikiranku tentangmu
dengan hanya segumpal darahku...

ada retorika yang magis diantara kita...
pertemuan kedua yang terlampau menjangkau bilangan prima ke sejuta.
hari ini,
yang belum terselesaikan untuk ku deskripsi..
celangkup wajahmu..
tak sanggup aku melucuti onak itu ..
di kerudung yang membingkai subliman tangismu..

3 detik kita saling melihat..
kau berlari sekejap seakan ku tak pernah dekat...

*****

(aku dapati di sini)

..di sini aku berhenti



....akhirnya aku bisa berhenti di sini,

melupakanmu...

..kehilangan

KEHILANGAN. Adalah rasa yang -mungkin- sebagian besar orang tidak ingin mengalaminya.

Semalam, -seperti biasa- sebelum tidur aku'talking with myself' dan mereview apa yang sudah terjadi dalam hari-hariku.

Dan percakapan sebelum tidur dengan anak-anak dan suami terngiang di pikiranku. Sore tadi kami membahas tentang pilihan sekolah untuk anak gadis kami yang sudah kelas IX atau 3 SMP.

"Nanti SMA nya Rira yang deket dengan SDnya Abin aja ya ", kata suamiku
"Biar nanti kalau sekolah, nggak perlu dianter lagi""Mbak Rira bisa nganterin Abin trus baru ke sekolah"

Malam itu aku membayangkan mereka berdua berangkat sekolah sendiri. Ih, tiba-tiba ada perasaan nggak rela dalam hatiku. Mereka -dua buah hatiku- ada di jalan raya tanpa lindunganku (huh aku sok jadi malaikat pelindung ya...padahal ada yg Maha Pelindung, right ?)
Ada perasaan takut kehilangan....(ah lebay !, istilah anakku)

Tapi bener lho. Setiap hari, anak-anakku berangkat sekolah dan aku ditinggal sendiri bersama Ola (kucing kami, yg terlucu seluruh dunia) aja, aku sudah merasa 'kehilangan'. Mungkin ada yang bilang aku terlalu lebay, tapi ini jujur yang aku rasakan. Rasanya kalau bisa mereka nggak usah kemana-mana sendiri. Harus sama aku. Haha...(atau aku ikut sekolah aja ya ?)

Kalau hari Minggu tiba, bukan hanya mereka yang senang karena libur, aku juga senang, karena itu berarti bisa berkumpul bersama mereka (rasa senangku, tentu aku tidak tampakkan di depan mereka, nanti mereka Ge-eR dan tidak mau sekolah....whaaaa....?!?)

Aku jadi mengerti, mengapa di setiap prosesi pernikahan pasti ada airmata. Ibu mempelai wanita pasti lebih seru menangisnya dibandingkan ibu mempelai pria. Aku mengerti. Karena ada rasa 'kehilangan' yang tidak bisa diterima dalam hatinya (mungkin ini egoisme seorang ibu ya...??). Setelah menikah, otomatis ibu tidak lagi bisa sepenuhnya mengatur dan mengawasi anaknya lagi, karena sudah ada istrinya atau suaminya.

Tiba-tiba saja aku jadi pengen nangis. Hmm..suatu saat aku pasti sampai pada masa itu. Siapkah aku ?

"Ya Allah, ternyata aku belum cukup punya rasa ikhlas, aku sering lupa bahwa semua yang aku punya adalah milikMu. Dalam lindunganMu, dan dalam wewenangMu. TanganMu lebih besar untuk melindungi mereka dari kejahatan dan hal-hal yang tidak baik. Maafkan aku Ya Rabb"

..untuk keseribukalinya


Maafkan aku untuk keseribukalinya

Bila benci telah kau kentalkan -dihatimu-

Rindu itu telah kau bunuh dengan rela
Pahami aku, bila aku kehilangan keberanian
untuk bersamamu
bicara cinta

Masih berbicarakah lagi cinta
bila puisi-puisiku
tak lagi terbaca di hatimu

'cukup'


Kemarin kamu bertanya padanya,

"Masihkah kamu mencintai aku ?"

Dan, tadi malam aku tahu dari airmatamu, kamu tak lagi bersamanya