"Balada Cinta Bedjo"


.......

Rata TengahHei, sejak kapan Djo, kamu berani menatapku dengan tatapan cinta ?
Sedangkan setiap kita bertemu, kamu simpan mukamu dalam-dalam..

Hei, sejak kapan Djo, kamu berani melihat jenjang kakiku dengan ujung matamu,
Sedangkan setiap kamu dengar aku datang, kamu buru-buru menyingkir..

Hei, sejak kapan Djo, kamu berani mengendus wangi parfumku ?
Sedangkan bila kita bertemu di lift, kamu seolah menghentikan napasmu ?

Hei, sejak kapan Djo, kamu berani menambahkan satu permen mint di kopi pagiku dan dibelakangnya kamu tuliskan "Mbak cantik.."

Hei, sejak kapan Djo, kamu berani menitipkan salammu buat aku lewat pak Tasmin ?
Sedangkan kamu tergagap bila aku sapa, "Pagi Djo, sudah sarapan ?"...

Hei, sejak kapan Djo.....sejak kapan ?

Sudahlah Djo, jangan lupa siapkan ruangan meeting ya....


(Balada Cinta Bedjo)

"Bila Hijau Tak Bisa Menjadi Merah"



Jantung Sarah tak kuasa menahan degupnya saat bertemu dengan Faiz. Faiz masih tetap seperti dulu, wajah yang tenang, senyum yang tak banyak, dan postur tubuhnyapun tak berubah, sama seperti saat mereka masih kuliah, 10 tahun yang lalu. Bedanya sekarang Faiz tak sendiri. Ia sudah bersama seorang perempuan cantik dan lembut, tinggi semampai dan berjilbab. Juga seorang gadis kecil yang manis dengan jilbab merah mudanya.

"Hai Faiz, apa kabar ?", aku menyapanya di airport tempat kami bertemu

"Sarah ?", wajah Faiz agak terkejut sesaat, kemudian dia bisa menguasai suasana.

Kami bersalaman dengan canggung, kemudian dia mengenalkan istri dan anaknya yang lucu. Dan akhirnya kamipun terlibat percakapan seru sambil menunggu penerbangan kami yang tertunda 2 jam. Beberapa kali aku melihat Faiz mencuri pandang kepadaku, entah apa yang ada dipikirannya...

hmm....
Tiba-tiba saja lamunan melayang ke masa 10 tahun yang lalu. Saat aku dan Faiz sama-sama kuliah di Fakultas Komunikasi sebuah universitas negeri ngetop di sini.
Saat itu aku semester 4 dan dia baru masuk. Kami bertemu di Perpustakaan kampus, kebetulan kami mencari buku yang sama, Menjalin Komunikasi Otak dan Rasa, karangan Sumartono.
Karena buku itu tidak kami temukan di Perpustakaan, maka kami sepakat untuk mencarinya di toko buku bersama-sama.

Sejak saat itu kamipun menjadi akrab dan sering berdiskusi soal materi kuliah hingga soal-soal kehidupan. Walaupun dia lebih muda dari aku, tapi dia adalah seorang anak yang cerdas dan sangat dewasa.

Entah siapa yang memulai, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih. Kekasih yang tak 'biasa'. Karena diantara kami ada beberapa perbedaan. Aku seorang penganut Katholik dan Faiz adalah seorang muslim yang sangat taat, karena dia berasal dari keluarga salah satu pesantren di Jawa Timur. Usiakupun lebih tua 2 tahun darinya.

Tapi perbedaan-perbedaan itu tidak menjadikan alasan buat kami berdua untuk tidak melanjutkan hubungan kami. Kami tulus menjalaninya, hingga....

Sore itu kami bertemu di kedai es langganan kami seperti biasa. Tapi, wajah Faiz sore ini tidak seperti biasanya. Ada kegundahan yang nyata di wajahnya.

"Ada apa Is ?", tanyaku

Dia menatapku tajam, seolah tidak ingin membagi kesedihannya padaku.
Dia raih tanganku dan digenggam erat seolah tak mau lepas.
Aku semakin curiga, dan dengan agak mendesak aku bertanya lagi,

"Kenapa sih Is, cerita deh, kalo gini aku juga jadi gag nyaman"

Akhirnya diapun pelan-pelan bercerita kepadaku. Minggu kemarin orang tuanya menanyakan tentang hubungannya denganku. Menjadi 'perhatian' keluarga besarnya, karena aku seorang Katholik. Orang tua dan saudara-saudaranya tidak setuju dengan hubungan kami, dan menginginkan diakhiri. Kecuali dengan satu syarat bila aku pindah keyakinanku menjadi seorang muslimah.

Aku terkejut, walaupun aku tahu hal ini cepat atau lambat pasti terjadi diantara kami. Dan terus terang, aku tidak bisa pindah keyakinan. Karena aku tidak siap secara bathin. Bukankah agama adalah satu keyakinan hati ?..

Lama kami mendiskusikan hal ini, dan akhirnya kami pada satu kesimpulan bahwa kami tak bisa bersama lagi.
Pedih, sedih memang. Tapi kami sadar, kami berdua manusia dewasa yang sudah tahu akan konsekuensitas suatu hubungan yang 'berbeda'.

2 tahun berikutnya aku lulus duluan, dan aku memutuskan untuk hijrah ke Jepang, di tempat salah satu adik ibuku. Dan kamipun berpisah dalam artian yang sebenar-benarnya...
Dalam hatiku aku tidak bisa melupakannya, entah dia...

...........
10 tahun itupun sudah berlalu lama, dan hari ini aku bertemu lagi dengan Faiz yang sudah beristri juga gadis mungilnya. Sedangkan aku ? Hingga 10 tahun setelah perpisahan itu, aku masih sendiri.......sendiri bersama lamunanku, entah sampai kapan.....hmm


...................

"God never makes mistake"



"Aku ditinggalkan suamiku saat aku mengandung 7 bulan anakku yang ketiga. Dia pergi bersama wanita lain yang aku kenal sebagai rekan bisnisnya. Hatiku hancur lebur saat itu. Aku merasa dunia benar2 berakhir. Aku merasa Allah tidak adil padaku. Rasanya aku ingin mengakhiri hidupku, bila aku tidak ingat kedua anakku yang masih kecil-kecil.

Aku berusaha bertahan sampai anak ketigaku lahir. Aku masih berharap, dia akan sadar dan kembali kepadaku dan anak-anak kami. Tapi apa yang terjadi ?, hingga anak ku berumur 2 bulan, dia bahkan tak pernah kembali dan memberi kabar.


Air mataku sudah tak ada lagi, hatiku sudah tak berwarna merah lagi. Dan aku sudah tak mengerti lagi apa artinya lara..

Pada akhirnya aku yang mengajukan gugatan cerai, demi untuk ketenangan hatiku dan masa depan anak-anakku. Hari Kamis, tanggal 24 Maret 2008, putusan cerai itupun aku dapatkan. Aku bersyukur semuanya berjalan dengan lancar.

Sejak saat itu aku mulai berpikir aku harus bisa melanjutkan hidupku bersama ketiga anak-anakku. Hobbyku menjahitpun aku kembangkan dengan menerima jahitan di rumah. Bila tidak ada pelanggan aku mencoba membuat sajadah dengan aplikasi, juga mukena buat anak-anak.

Kesukaanku menulispun aku kembangkan, dengan menulis cerita pendek yang kemudian aku kirimkan ke koran lokal di daerahku. Lumayan, bila dimuat, cukup untuk membeli susu anakku. Alhamdulilah....

Aku ingat, setelah Ibu Kresno -salah seorang tetanggaku- memesan 3 buah sajadah dan mukena anak-anak kemudian dikirimkan ke saudaranya di Kalimantan, maka pesananpun makin hari semakin banyak. Akupun sampai tidak sanggup bila harus bekerja sendiri. Untunglah seorang tetangga yang pandai menjahit mau bergabung denganku dan mengembangkan usaha bersamaku.

Hingga hari ini, alhamdulilah aku sudah memiliki 10 orang karyawan. Yang sebagian besar adalah single parent, alias ditinggalkan suami.
Usaha kami pun semakin berkembang dengan makin banyaknya pesanan dari luar kota Malang, seperti Balikpapan, Samarinda, Lampung, Jogja, Surabaya bahkan Jakarta.

Bahkan saat inipun aku sedang menyusun bukuku yang pertama. Buku yang menceritakan tentang perjuangan seorang wanita untuk hidup dan anak-anaknya. Sebentar lagi selesai, dan insyaAllah akan segera terbit.


AllahuAkbar !. Aku merasa Allah tidak pernah meninggalkan aku. Dia selalu ada bersamaku. Aku malu bila mengingat dulu, aku merasa Allah tidak sayang padaku, Allah tidak adil pada hidupku dan anak-anakku. Sekarang aku sadar bahwa ALLAH TIDAK PERNAH SALAH..... Alhamdulilah...alhamdulilah..."



(diceritakan oleh seorang sahabat khayalku..... :) )

"Pernikahan Ideal, adakah ?"


Setelah sekian lama menikah dan mengalami segala suka dan dukanya (hayo jujur, yg sudah menikah pasti juga ada dukanya khan ??), aku sering berpikir apa ada ya pernikahan ideal itu ?. Dan seperti apa ya pernikahan yang ideal itu ?

Akhirnya dari browsing sana-sini, ada nih artikel tentang 'pernikahan ideal'. Aku dapetin dari Blog Popsy - Jurnal Psikologi Modern. Oke, aku share ya mudah-mudahan ada manfaatnya.. :

Motivasi Menikah

Menurut konselor perkawinan dan keluarga, ada banyak hal yang memotivasi seseorang untuk melangsungkan pernikahan, antara lain:

  • memperoleh kebahagiaan,
  • merancang masa depan bersama,
  • memiliki anak,
  • hubungan seks,
  • lepas dari rongrongan orang tua,
  • status,
  • kehidupan ekonomi lebih baik,
  • keluar dari keluarga yang penuh konflik,
  • menyenangkan orang tua,
  • melepaskan diri dari pacar yang abusive,
  • mengejar umur, dan
  • hamil di luar rencana.

Dan, karena pernikahan sama artinya dengan mempersatukan dua orang dengan latar belakang berbeda untuk seumur hidup, dimana perubahan akan selalu terjadi dan masalah akan sering muncul, maka dari itu persiapan menuju pernikahan menjadi suatu hal yang sangat penting.

Persiapan ini yang nantinya bisa menjadi salah satu pondasi dalam membangun pernikahan yang kokoh.

Untuk bisa mewujudkan pernikahan yang kokoh, ada beberapa keterampilan penting yang perlu diketahui calon suami-istri, yaitu:

  1. komunikasi yang efektif,
  2. ekspresi cinta,
  3. penanganan masalah, dan
  4. hubungan seks.

Komunikasi Efektif

Pasangan, walaupun menggunakan satu bahasa yang sama, Bahasa Indonesia, namun belun tentu komunikasi mereka bisa berjalan dengan baik. Mereka pasti terpengaruh oleh gaya komunikasi dalam keluarga mereka sendiri, kondisi emosi dan fisik, dan juga pengalaman sebelumnya. Contoh perbedaan dalam berkomunikasi yang sering terjadi antara lain adalah:

Pria cenderung bicara singkat dan padat, bosan mendengarkan cerita yang panjang, dan ingin selalu memberikan solusi. Sedangkan, wanita senang bercerita mendetil, ingin didukung, namun belum tentu membutuhkan solusi.

Pria lebih banyak bicara dengan melibatkan fakta tanpa perasaan, sedangkan wanita, kebalikannya; melibatkan perasaan serta pengalaman subyektif.

Pemahaman akan bagaimana gaya berkomunikasi serta pengalaman-pengalaman komunikasi sebelumnya dari pasangan, adalah salah satu pondasi dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Lanjutannya, adalah saling memahami satu sama lain.

Ekspresi Cinta

Menurut Gary Chapman, setiap manusia memiliki cara mengungkapkan cinta masing-masing. Namun, secara umum, ungkapan cinta itu terbagi ke dalam 5, yaitu:

  1. Words of affirmation (ungkapan afirmasi). Bentuknya antara lain: kata-kata yang membesarkan hati, ungkapan dengan nada suara lembut, permintaan dengan kerendahan hati, atau pujian.
  2. Quality time (waktu berkualitas). Bentuknya antara lain: memberikan perhatian penuh, kasih sayang dan menikmati kebersamaan. Menikmati kebersamaan ini bisa berupa komunikasi timbal balik (saling mendengar dan bercerita) dan melakukan kegiatan bersama (nonton film, bepergian, dll).
  3. Receiving gifts (menerima hadiah). Bentuk ungkapan cinta ini adalah yang paling mudah dipelajari. Contohnya adalah memberi hadiah dan kejutan.
  4. Acts of service (pelayanan). Pasangan tentu memiliki kesibukan atau pekerjaan masing-masing. Bentuk ekspresi cinta ini adalah dengan memberikan bantuan pada pasangan ketika sedang membutuhkan bantuan. Misalnya, suami membantu istri untuk mengurus anak, atau istri membantu suami ketika sedang mengerjakan pekerjaan. Namun pemberian bantuan ini hanya akan memperkuat rasa cinta jika dilakukan dengan senang hati, bukan karena rasa bersalah atau terpaksa.
  5. Physical touch (sentuhan fisik). Sentuhan fisik yang dimaksud disini bukan melulu aktifitas seksual, melainkan bisa hanya berupa sentuhan di pundak, tangan, dsb. Bentuknya antara lain: pijatan, kecupan, menggandeng tangan, mengusap punggung, dll. Konon, ungkapan sentuhan ini sangat efektif dalam mengkomunikasikan cinta.

Bila pasangan memiliki cara yang sama dalam mengekspresikan cinta, hal ini tak akan menjadi masalah besar. Namun jika pasangan memiliki cara yang berbeda, juga tidak apa-apa. Pasangan tersebut haruslah mulai beradaptasi dengan cara mulai mengungkapkan cintanya sesuai dengan yang disukai pasangannya. Ingat! Penekanannya adalah dalam hal menyenangkan pasangan, bukan hanya memenuhi kebutuhan pribadi.

Penanganan Masalah

Selanjutnya, konselor yang juga bergerak di bidang anak autis ini mengutarakan cara menangani masalah dalam pernikahan. Menurutnya, ada 2 masalah yang muncul dalam pernikahan, yaitu masalah yang berulang serta masalah yang bisa dipecahkan.

Masalah yang berulang adalah sebuah masalah yang sudah berulang kali coba dipecahkan, namun tetap saja muncul. Masalah ini juga kadang menimbulkan pertengkaran. Contohnya antara lain: sifat keras dari pasangan, sifat pemalu pasangan. dsb. Penyelesaian masalah ini adalah dengan menerima kondisi pasangan apa adanya.

Sedangkan masalah yang bisa dipecahkan biasanya tidak memiliki muatan emosi yang besar, seperti masalah pengaturan waktu, mengatur kesibukan, dsb.

Hubungan Seks

Keterampilan terakhir yang dibahas namun seringkali dinilai tabu untuk dibahas secara umum, adalah keterampilan dalam hubungan seksual. Hubungan seksual yang dimaksud disini adalah segala kegiatan, mulai dari bersentuhan, hingga yang lebih intim.


Dari uraian di atas, bisa disimpulkan :

  1. Tidak ada pernikahan yang ideal. Setiap pernikahan pasti akan didera masalah,
  2. Kebahagiaan dalam pernikahan datangnya dari diri sendiri, yaitu cara pandang pasangan terhadap masalah yang mendera. Jika pasangan melihat masalah sebagai cobaan menuju arah yang lebih baik, mereka (mudah-mudahan) akan bisa melewatinya dengan baik pula,
  3. Kuncinya adalah komitmen satu sama lain dalam membangun pernikahannya.
............

So, menurutmu adakah '
Pernikahan Ideal' itu ?, terserah deh...!.hehehehehe
Love u...

"JOKE"



Santai sebentar yuk, baca joke ini deh... :

Sherlock Holmes and Dr Watson go on a camping trip. After a good dinner and a bottle of wine, they retire for the night, and go to sleep.

Some hours later, Holmes wakes up and nudges his faithful friend. “Watson, look up at the sky and tell me what you see.”

“I see millions and millions of stars, Holmes” replies Watson.

“And what do you deduce from that?”

Watson ponders for a minute.

“Well, astronomically, it tells me that there are millions of galaxies and potentially billions of planets. Astrologically, I observe that Saturn is in Leo. Horologically, I deduce that the time is approximately a quarter past three. Meteorologically, I suspect that we will have a beautiful day tomorrow. Theologically, I can see that God is all powerful, and that we are a small and insignificant part of the universe. What does it tell you, Holmes?”

Holmes is silent for a moment. “Watson, you idiot!” he says. “Someone has stolen our tent!”

"m e r e k a"


Lelaki dan perempuan itu bergandengan. Mereka sepakat untuk jalan bersama di jalan yang mereka namai 'ketulusan'. Dalam diamnya mereka berzikir, dalam bahagianya mereka bersyukur, dan dalam dukanya mereka mohon ampun.......

Lelaki dan perempuan itu bergandengan dan saling menuntun. Karena mereka berdua buta. Tapi dengan hati yang tulus mereka meyakini bahwa jalan lurus itu ada untuk mereka.

Dalam satu masa, lelaki dan perempuan itu dititipi seorang bayi mungil. Cantik bersih dan bercahaya, bagai malaikat kecil dari surga.
Dan tidak buta...

Lelaki dan perempuan itu tidak bisa melihat anak mereka, tapi mereka bisa 'melihat' dengan rasa.
Rasa cinta yang dalam, rasa syukur yang besar...

Lelaki, perempuan yang buta dan anak mereka yang tidak buta, berjalan bersama. Berjalan dalam do'a. Setiap helaan napas mereka adalah suka cita...

Hingga satu masa, lelaki (yg buta), perempuan (yang buta) dan anak mereka yang tidak buta sampai pada ujungnya...
Satu istana dengan bunga mawar merah di sekelilingnya. Dengan harum kastubi yang menggoda, dengan alunan suara yang sangat indah..
Mereka bertiga sampai juga di 'sana',..

Dan anehnya lelaki dan perempuan itu tidak lagi buta..
Mereka bisa melihat betapa cantiknya anaknya,
Betapa indah istana mereka..
.........

Ya tentu saja, karena mereka berada di SURGA.....

Lelaki dan perempuan itu, juga anaknya, bahagia
Dan tidak lagi buta...


(betapa beruntungnya mereka, karena mereka tidak 'perlu' melihat dunia yang fana, dunia yg penuh dosa, tipu muslihat, kecurangan, dan sebagainya. Mereka hanya bisa melihat SURGA....Subhanallah..)

"JATUH CINTA"



Kejatuhan duren sakit, kejatuhan kelapa juga gag enak. Paling enak kejatuhan Cinta...hehehehe..

Aku paling seneng melihat orang yang sedang jatuh cinta. Karena walaupun kita tidak mengalaminya, tapi aura kesenangan sepertinya 'menimpa' kita juga. Contohnya melihat Anang dan Syahrini. Rasanya setiap mereka perform jadi pengen liat. Hanya karena ingin merasakan aura rasa bahagia mereka...hmm Apakah kamu sedang 'jatuh cinta' ?. Di bawah ini ada beberapa uraian tentang 'jatuh cinta', aku kutip dari Tabloid Nova edisi cetak No.967/XIX :
  1. Cinta sejati tidak datang tiba-tiba. Pada saat seseorang mengatakan, "Saya jatuh cinta pada pandangan pertama," arti yang sebetulnya adalah orang yang dicintainya memiliki banyak persamaan dengan bayangan ideal yang selama ini telah terekam di dalam pikirannya.
  2. Rasa cemburu BUKAN merupakan tanda-tanda dari cinta sejati. Salah satu kesalahan terbesar yang sering dialami oleh kaum muda adalah percaya bahwa semakin cemburu seseorang, semakin besar rasa cintanya. Cemburu memang wajar dialami oleh dua orang yang saling mengasihi, tetapi cemburu yang mengarah pada rasa memiliki bukanlah cinta.
  3. Melamunkan orang yang dicintai merupakan tanda-tanda dari rasa tergila-gila, bukan cinta.
  4. Cinta tidak berkurang bila seseorang berada jauh dari orang yang dicintai. Tetapi bila rasa cinta Anda terhadap seseorang lebih besar pada saat bersama-sama, maka hal ini merupakan indikasi dari cinta yang supevisial (alias di mata doang, di hati ?? harus dipertanyakan...hmm )
  5. Cinta tidaklah buta akan kesalahan serta kekurangan dari orang yang dicintai. Cinta sejati dapat menerima dan mengerti kekurangan dari orang yang dicintainya.
  6. Seseorang yang berasal dari sebuah keluarga yang tidak bahagia biasanya pikirannya terpedaya dengan perasaan jatuh cinta pada seseorang, lalu menikah sebagai sebuah pelarian.
  7. Cinta harus praktis. Kedua orang yang saling mencintai harus mengetahui pendapat dan pandangan masing-masing mengenai uang dan anak-anak. Hal ini sebaiknya dibicarakan dari awal untuk menghindari kekecewaan di kemudian hari.
  8. Cinta tidakmembuat seseorang dituntut berpenampilan sempurna. Bila sadar dan tahu bahwa diri Anda dicintai sebagaimana adanya, maka Anda akan merasa nyaman dengan kehadiran orang tersebut.
  9. Memiliki kepentingan yang sama tidak otomatis berarti jatuh cinta. Setiap pasangan yang saling menyinta harus dapat saling berbagi, baik dalam suka maupun duka.
  10. Cinta merupakan sesuatu yang bersifat pribadi. Cinta bukan untuk dipublikasikan. Bila cinta dipublikasikan, maka hal itu lebih merupakan suatu gengsi, bukan cinta sejati.
Nah sekarang, bagaimana sih sebenernya proses 'JATUH CINTA' itu dijelaskan secara ilmiah ?. Berikut liputannya (cie...kayak reporter infotainment aja ye... :)) ) :

Para peneliti, menggunakan beberapa metode untuk mengukur cinta dan reaksi kimia yang terjadi dalam otak manusia.

Seorang ilmuwan New York melakukan scan otak pada pasangan baru. Hasil scan mengungkapkan bahwa "setelah pertemuan penuh keajaiban nan sempurna pada kencan pertama, sebuah sistem kompleks di otak diaktifkan yang pada dasarnya sama ketika seseorang menggunakan kokain.” wow !

Studi ini menemukan bahwa dopamin dilepaskan ketika partisipan penelitian diminta untuk memikirkan pasangannya atau saat ditunjukkan foto-foto mereka berdua. Larry J Young, seorang profesor psikiatri menjelaskan bahwa zat yang dihasilkan dalam otak kita seperti "ketika Anda sedang melakukan sesuatu yang (sangat) menyenangkan seperti misalnya makan cokelat."

Tapi cerita tidak berhenti sampai di dopamin. Selanjutnya, menurut para peneliti,adaoxytocin dan vasopressin yaitu zat kimia yang mendorong pasangan untuk membentuk ikatan emosional ketika zat tersebut dilepaskan dari otak.

Kontak intim periode lama (berpelukan, berciuman, berpegangan tangan) menyebabkan oxytocin akan dilepaskan dalam otak kita. Hal ini mendorong manusia untuk menjalin ikatan satu sama lain. Menariknya, oxytocin adalah juga zat kimia yang membantu para ibu baru terikat secara emosional dengan bayi mereka. Artikel yang disusun para peneliti juga memaparkan bahwa vasopressin adalah zat kimia yang juga “dikaitkan dengan ikatan pada pria."
Jangan khawatir jika kita berada dalam hubungan jangka panjang, sebab zat kimia romantis Anda tetap masih kuat. Para peneliti menjelaskan bahwa terlibat intimasi dengan pasangan, mendengarkan, dan berempati dengan mereka akan melepaskan lebih banyak hormon ikatan cinta. (baru denger nih ada hormon ikatan cinta...xixixii)

Rasanya agak aneh memikirkan hubungan kita dan pasangan sebagai serangkaian reaksi kimia dalam otak kita. Sering kali, cinta dan hubungan disajikan sebagai ide yang sangat komplek dan halus sehingga tidak cukup dijelaskan dengan kata-kata tapi ternyata Ilmu pengetahuan bisa bicara tentang "JATUH CINTA" jadi terlihat seksi dan tidak menyeramkan lagi, kan ?. Dan ternyata, JATUH CINTA ITU juga ILMIAH !....hahahahaha.....

"MY DAY"




"AKU SEDANG INGIN MERONCE MAKNA HARI-HARIKU,
DENGAN RANGKAIAN KEMBANG SEPATU
DAN DAUN PINUS MUDA"



LALU AKAN KUSUSUN MANIS DI HIDUPKU,
AGAR MENJADI BERWARNA DAN BERMAKNA
AGAR NANTI BISA AKU PERTANGGUNGJAWABKAN

PADANYA, PADA YANG PUNYA, PADA YANG KUASA

....................

"K E I N G I N A N"



Apa itu KEINGINAN ?

KEINGINAN muncul ketika kita memiliki gambaran tentang sesuatu di luar atau di dalam batin dengan segala sensasi yang ditimbulkan. Biasanya seseorang selalu mengINGINkan apa yang tidak dimilikinya. Proses terjadinya KEINGINAN adalah ketika kita melihat atau membayangkan satu obyek. Kemudian pikiran akan menamainya. Penamaan itu sendiri akan menimbulkan suatu sensasi. Ada sensasi suka ketika kita melihat sesuatu yang menarik dan sensasi tidak suka ketika melihat sesuatu yang tidak menarik. Lalu sensasi itu menggerakkan KEINGINAN untuk menikmati atau tidak menikmati suatu objek.

Sensasi suka dan tidak suka pertama-tama ditimbulkan BUKAN oleh objek itu sendiri, tetapi oleh gambaran kita tentang objeknya. Sekalipun kita tidak melihat langsung objek itu, gambaran yang muncul tentang suatu objek dalam batin bisa mengobarkan sensasi tertentu. Bukankah tidak ada bedanya antara KEINGINANdalam pikiran atau kenyataan.. ?

Ketika KEINGINAN muncul, saat itu pula ada daya upaya untuk menerima, menolaknya ataupun memenuhinya.

KEINGINAN akan menguat dalam hasrat, kerinduan, harapan, impian. Pemenuhan objek yang diINGINkan membuat orang merasa puas. Begitu pula sebaliknya. Semakin kuat gambaran tentang suatu objek, objeknya makin menarik, dan gairah semakin terkobarkan. Namun ketika KEINGINAN telah terpenuhi, gairah itu lenyap dan objek itupun tidak lagi bernilai...

Lalu apa yang kita lakukan ketika objeknya tidak lagi menarik ?. Kita membuang objek itu dan kita mencari objek lain sebagai pemuas KEINGINAN ?. Sehingga sepertinya dapat kita simpulkan bahwa 'umur' KEINGINAN adalah sebentar. Kita hanya akan bergairah dalam proses pemuasan KEINGINAN. Ketika KEINGINAN terpuaskan, objek tidak lagi bernilai. Lalu kita buang dan kita cari penggantinya. Begitulah objek pemuasan terus berganti-ganti dan tidak ada satu pun KEINGINAN yang bisa dipuaskan, kan ?

..........

"aku mau ke sana "

"kenapa ?"

"karena aku di sini"

.........................

hmmm...karena 'di sini' tidak akan bisa menjadi 'di sana', maka KEINGINANpun tidak pernah ada habisnya/ujungnya.....


"KENANGAN"


KENANGAN akan menjadi tidak ada jika kita -manusia- tidak selalu mau untuk berjalan mundur ke belakang. Dan UNTUK APA, jika kita sepakat bahwa MAJU itu adalah ke depan.

KENANGAN adalah seperti memutar lagu-lagu lama pada keping CD. Saat diputar, kita akan merasakan atmosfir masa lalu yang segera mengharubirukan perasaan kita. Tapi setelah itu APA ?. Begitu CD player kita matikan, maka mak pet ! hilanglah perasaan yang berwarna biru tadi...hilang begitu saja..

Aku, sebenarnya tidak suka dengan KENANGAN. Hanya saja KENANGAN kadang datang tanpa permisi. Tiba-tiba menyeruak dalam hati dalam saat tertentu, dalam cuaca tertentu, dengan rasa tertentu yang terkadang membuat jadi candu.

KENANGAN, adalah seperti gelembung sabun. Saat ditiupkan ke udara akan terlihat indah, berkilau dan bisa terbang kemana-mana. Tapi tiba-tiba, plup ! bisa meletus kapan saja, dan akhirnya hanya kekinian yang ada di depan mata. Sebuah realita. LALU MAU APA ?

(..hari ini adalah hadiah, karena itulah dinamakan present...)

......................

"Lelaki Dengan Seikat Bunga Pada Sebuah Taman Menuju Makam"


Seperti senja – senja yang lalu, senja kemarin, lelaki itu masih duduk di bangku yang sama, di taman pada sebuah makam yang sama dan pada posisi yang sama. Dengan setangkai bunga daisy segar, menghadap ke Barat, seakan ingin mengucap selamat jalan pada matahari yang hampir terbenam.

Sementara senja, masih seperti senja yang lalu, senja dengan warna emasnya, dengan matahari yang telah jenuh dan dengan senjanya .
Taman itu pun masih seperti taman yang kemarin. Daun2 yang berguguran dan berserakan, bunga2 setengah layu....(mungkin yang agak berbeda daun yang berserakan lebih banyak dan bunga semakin layu)

Tetapi darimana lelaki itu mendapatkan setangkai bunga daisy segar?...
Seekor burung layang-layang melintas, lelaki menatapnya mengikuti lintasannya ...hening dan diam...
Lelaki itu tersadar oleh sehelai daun kering yang melayang jatuh di pangkuannnya

"Akhirnya kau gugur ...bukankah itu yang kau tunggu..", gumamnya. Dan sehelai daunpun jatuh ke tanah.

Matanya masih menatap ke Barat, tetapi sepertinya bukan ke arah matahari yang terbenam. Mungkin juga ia tak peduli matahari akan terbenam atau tidak, atau malah ia berharap matahari tak pernah terbenam....(?)

Ia masih menikmati debar2 halus di dadanya yang datang setiap senja, dan akan melambat ketika senja hampir berakhir...

Ia masih saja menatap ke arah Barat, atau sepertinya ia menatap ke jalan setapak yang membelah taman....

Sepertinya...ia menunggu seseorang ..mungkin seorang wanita ?, kekasihnya ?, pacarnya atau sebuah kencan buta ?. Menunggu sebuah janji yang entah di ucapkan kapan ?. Ia tak gelisah

Ia masih menatap ke Barat, terkadang matanya terpejam sepertinya ia sedang menikmati debar halus di dadanya dan tangannya semakin erat memegang bunga daisy di tangannnya .

Ia pernah mendengar, dulu, entah kapan seseorang berkata padanya,

"Tunggulah aku di taman ketika hari beranjak sore.."

Ia tak sempat bertanya taman yang mana dan senja kapan… seingatnya ia hanya sempat berkata,

"Janji adalah hutang ,maka aku akan datang"

Seakan–akan ia ingin menegaskan bahwa itu bukan janji omong kosong,
"Ya, janji adalah hutang dan aku akan datang"
"Jika aku tak datang berarti aku sudah mati"

Ia -sepertinya- pernah mendengar itu seperti dalam sebuah film, entah film apa..
Itu yang sempat diingatnya, hanya itu..ia mengaku ia tak bisa mengingat banyak… ia tak ingat siapa yang mengatakannya, dimana, kapan …ia benar-benar tak ingat… dan ia tak perlu mengingat semuanya …

Ia hanya ingat, ia menunggu seseorang di taman ketika hari senja, entah siapa dan kapan…dan ia tahu dan mengerti mengapa ia di sana ..ia tak peduli yang lainnya...

Lampu taman dekat semak melati yang berbunga sudah menyala dan seperti hari kemarin, hari yang lalu, ia beranjak dan meletakkan bunga daisy di bangku.
Ia masih belum mengerti bunga daisy yang selalu ia letakkan di bangku itu selalu hilang. Ia masih belum tahu kemana perginya bunga daisy2 itu, ketika ia kembali senja esoknya.

Mungkinkah penjaga atau penyapu taman yang membuangnya, ataukah seseorang yang lewat mengambilnya dan memberikannnya pada pacarnya atau istrinya, atau seseorang yang di tunggunya datang dan terlambat ?..

Ia tak ingin memikirkan, yang ia tahu dan mengerti ialah ia akan selau kembali setiap senja dengan setangkai bunga daisy segar ...

Ia akan kembali esok senja di bangku yang sama ,menghadap ke Barat entah sampai kapan, mungkin sampai penjaga taman tidak membolehkannnya atau yang ditunggunya akan datang .....
Atau mungkin sampai senja tak akan pernah lagi datang ...
....

(Sebuah makam, lelaki dan airmata di atas setangkai bunga)

"Lelaki Yang Membelah Bulan"




Aku menemukannya. Dalam semak-semak dengan sejuta bisu dalam matanya. Aku tidak tahu apakah dia mengenalku sebagai perempuannya atau tidak. Ruang-ruang waktu telah memberi kami jeda dalam diam yang berkepanjangan. Separuh tubuhnya bersinar dengan warna keemasan yang aneh. Warna yang menyilaukan mata, tapi separuh dari ruhku tetap ingin membuka bagi warna itu.

Ini warna dari negeri bulan,” katanya. Bulan yang diam. Aku pun mengangguk, mengiyakan sapanya. Sebuah negeri yang aneh pikirku. Laki-laki itu seperti membaca pikiranku. Tangannya kemudian menyentuh ujung jariku, diciumnya dengan lembut satu per satu jariku seperti mengeja huruf-huruf yang berdetak dalam dadaku.

”Negeri bulan itu indah sekali, Sayang. Kamu harus ke sana, aku temani kamu.”

Laki-laki itu pasti pengkhayal. Negeri bulan pasti tidak ada. Aku memang tidak suka khayalan. Karena bagiku khayalan seperti gelembung-gelembung sabun yang rapuh. Ketika kita meniupnya, gelembung itu memancarkan warna-warna yang membuat hati kita percaya bahwa harapan itu akan selalu membesar setiap kali kita meniupnya. Kita akan meniupnya semakin besar dan melepasnya ke angkasa. Ketika angin mengajak gelembung itu makin ke atas, kita pun makin riang dan mulai memercayai bahwa harapan kita akan selalu mendapat jawabannya.

Pyarrr! Ketika gelembung itu pecah, sebuah kosong yang hampa tiba-tiba menjadi seperti seorang diktator yang tiba-tiba menjajah hati kita. Aku benar-benar benci khayalan. Sungguh. Lelaki itu tetap tersenyum. Tangannya bergerak ke arah langit, seperti sebuah puja yang tak putus untuk semesta. Dia tetap diam sambil sesekali sinar dalam tubuhnya berkejap seiring suara detak. Aku percaya sinar itu adalah sinar jadi-jadian.

Dia duduk tepat di sampingku. Kedai itu mulai sepi. Sisa-sisa bau arak para penabuh gong bertebaran di mana-mana. Digesernya tubuhnya mendekat ke arahku. Aku mencium bau tubuhnya. Bau itu begitu gelisah, meruap sampai ke lorong-lorong kedai itu. Kegelisahan yang mulai beranak-pinak dengan berbagai kemarahan. Lelaki itu terus memancarkan cahaya yang aneh dari tubuhnya.

”Kamu ngapain malam-malam di kedai ini? Ini tempat para pemuja malam atau kamu pemiliknya?” dia bicara kepadaku sambil mulutnya tak henti mendesis seperti suara ular dengan gumam yang tak jelas. Separuh tubuhnya berdenyut secara konstan. Sinar dari dalam separuh tubuhnya itu seperti memberi berbagai macam ruang rasa, kadang aku liat dia begitu kesakitan dengan cahaya-cahaya itu, tapi kadang dia begitu menikmati setiap kerlip cahayanya. Tubuh yang benar-benar aneh.

”Ha-ha-ha kamu takjub kan dengan tubuhku? Kamu pasti menebak-nebak bagaimana aku bisa punya tubuh seperti ini. Sudah enggak usah gengsi untuk mengiyakan. Aku benar-benar tahu kamu sangat terpesona denganku.”

Sialan, benar-benar narsis. Bagaimana dia bisa membaca pikiranku? Tapi dia benar-benar kurang ajar, karena yang dia katakan itu sangat benar. Aku benar-benar tak kuasa menolak separuh tubuh yang bersinar itu. Dia makin merapat dan aku pun berdetak. Tangannya dengan lembut mulai membelai belakang tubuhku.

Seperti sihir raksasa, aku pun mulai menggerakkan tanganku dan menyentuh tubuhnya. Seperti masuk dalam kerajaan awan, tubuh itu begitu lembut dan hampir tanpa tulang. Cahaya itu terasa dingin. Aku tersentak, rasa di dalam tubuh itu tak asing bagiku.... Rasa sepi yang dari dalam nadinya tumbuh bercabang berbagai pertanyaan. Benar, cabang itu seperti jaring laba-laba yang tak berujung. Pertanyaan-pertanyaan yang sering sangat nadir.

Ah, laki-laki ini tidak seajaib yang aku kira. Dia hanya lelaki seperti para lelaki yang biasanya mampir di kedai ini. Lelaki-lelaki yang mengawini rasa sepi. Kesepian yang menasbihkan dirinya menjadi Tuhan bagi malam-malamnya. Anehnya aku selalu merasa jatuh sayang dengan lelaki-lelaki itu. Mereka seperti anak kijang yang tersesat di tengah malam. Begitu rapuh dan lembut meski mereka selalu berusaha mati-matian sekuat tenaga menjadi raksasa-raksasa dengan seringai yang menyilaukan.

Aku pun sering kali berpura-pura takut dengan seringai itu, padahal aku selalu sangat ingin memeluk anak kijang jadi-jadian itu dengan dadaku. Meski demikian anehnya, aku selalu punya keinginan anak kijang jadi-jadian itu menjadi raksasa-raksasa sungguhan, meskipun aku tahu setelah mereka menjadi raksasa, mereka akan melumatku hidup-hidup, mengunyahnya dan akhirnya melemparkan tubuhku yang setengah hidup itu ke tepi jalan. Tubuhku yang terpecah-pecah itu tidak pernah benar-benar mati, tubuhku akan dengan sendirinya bersatu kembali.

”Mengapa kamu datang ke kedai ini? Tidak ada satu pun yang menarik dari kedai ini. Bahkan aku pun tidak bisa lagi menjadi penabur birahi yang baik buatmu. Lihatlah tubuhku sudah separuh cacat. Berkali-kali anak-anak kijang yang menjadi raksasa itu melumatku, memamahnya dan memuntahkannya begitu saja.”

Kucatat pertanyaanku itu di dalam hatiku saja. Aku benar-benar takut untuk bersuara terhadapnya. Cahaya tubuhnya terlalu menyilaukanku. Kami benar-benar terdiam dalam sepi yang berpesta dalam ruangan itu. Satu per satu para lelaki di kedai itu mulai pergi, hanya ada satu dua saja yang masih enggan untuk berpamitan dengan sepinya untuk kembali pulang.

Lelaki dengan tubuh separuh bercahaya itu bergeser sedikit ke arahku, tiba-tiba dipalingkannya wajahnya tepat di samping telingaku. Seperti sihir, kepalaku menoleh tepat di depan kedua matanya yang begitu hitam. Seperti labirin menuju bawah tanah yang tergelap. Aku terpaku begitu saja di depan mata itu. Ruang-ruang di antara sekat-sekat jantungku merongga luar biasa dan di antaranya mengalirlah darahku yang berwarna merah jambu.

”Aku menyukai matamu.”

Labirin di dalam matanya bersuara lirih. Aku tertawa terbahak menyembunyikan jengahku. Pasti mukaku memerah seperti buah plum yang telah masak. Aku mengejap untuk menghindar dari serbuan warna hitam yang pekat dari mata yang bernuansa nujum itu. Ribuan dentam di dadaku berdegup oleh satu kalimat yang sebenarnya sering sekali kudengar dari para lelaki yang menuai taburan birahiku. Selalu seperti sebuah entah, mata yang pekat itu menyimpan satu kejujuran yang membuatku sangat nyaman menikmati mungkin sebuah kebohongan lagi.

”Ha-ha-ha-ha-ha terima kasih, Sayang. Awas kamu jangan jatuh cinta dan jangan rindu aku setelah pulang nanti ya,” seperti sebuah hafalan yang begitu biasa meluncur dari mulut penari-penari malam sepertiku mencoba untuk menghindar dari degup karena mata pekat itu. Sebuah nyeri menyergap tiba-tiba karena aku tahu aku amat sangat berbohong dengannya.

Aku benar-benar ingin dia selalu merinduiku. Meski untuk sebuah rindu yang entah. Mungkin aku telah melanggar aturan. Sebagai penari malam, aku hanya boleh bergerak mengikuti irama malam. Setiap keringat adalah bunyi dan setiap lenguh adalah ritme dari desah rasa sepi yang begitu menyengat para lelaki pemuja malam. Seperti yang sudah tertebak, lelaki itu hanya tersenyum. Mata itu tetap pekat.

”Kamu benar-benar tidak ingin tahu tentang negeri tempat aku datang?”

Mata itu mulai merajuk. Tangannya terus membelai punggungku dan tubuhnya yang gelap tanpa cahaya semakin pekat, sedangkan separuh tubuhnya yang bercahaya semakin gemilang. Satu paradoks yang luar biasa aneh.

”Mengapa kamu begitu ingin aku bertanya tentang negerimu?”

”Karena aku ingin kamu datang secepatnya ke sana.”

”Sekarang?”

”Iya, secepatnya. Tidak ada waktu lagi.”

Waktu yang diam. Pepat tanpa suara. Waktu pun berdetak. Detak itu dari jantung kita sendiri. Seperti tarian-tarian awan, waktu pun bergerak dengan semena-mena. Membentuk gambar-gambar peristiwa yang tak pernah jelas. Waktu hanya ada di dalam pikiran. Aku pernah berpikir bahwa jika aku bisa menghentikan pikiran, aku akan bisa menghentikan waktu. Alangkah bahagianya jika itu terjadi. Aku akan bisa memilih waktu bagi kemudaanku. Waktu selalu akan bisa berpora dalam diamnya.

Lelaki itu terus menatapku dalam pekatnya. Separuh tubuhnya yang bersinar semakin menyilaukan. Bibirnya terkatup rapat dan digerakkannya ke arahku. Ciuman dalam cahaya. Begitu aku menyebutnya saat itu. Aku mulai menebak. Mungkin dia malaikat yang terjatuh dan ciuman itu akan membuatnya menjadi malaikat utuh kembali sehingga dia bisa mengepakkan sayapnya dan berlari menuju tempat di mana asal matahari tanpa takut terbakar seperti Ikarus yang malang.

”Kamu malaikat jatuh?” Lelaki itu terbahak hingga hampir saja dia terjungkal dari sampingku. Senyumnya membelai rambutku. Jari-jariku pun kembali dikecupnya satu per satu dan mata pekat itu kembali menatapku dengan sihir yang tetap memukauku.

”Sama sekali tidak, Sayangku. Malaikat jatuh tidak akan bercahaya tubuhnya. Dia tidak lagi memerlukan cahaya karena dia telah menukarnya dengan tempat di mana warna apa pun tidak akan pernah terlihat. Gelap.”

Jawaban lelaki itu melegakanku sekali. Artinya masih ada harapan dia seperti lelaki-lelaki pengunjung kedaiku. Lelaki-lelaki yang selalu mengisi malam-malamnya dengan nyanyian-nyanyian sunyi yang memekakkan. Bibir lelaki itu masih amat sangat dekat dengan bibirku. Tercium dengan jelas detak jantungnya lewat hembusan nafasnya yang menderu. Perlahan kuberanikan diri membelai rambutnya dengan tanganku yang terus terang sedikit gemetar.

”Mengapa kamu datang?”

Tiba-tiba dada ini meruah dengan kepedihan yang pekat ketika kutanyakan itu. Aku pun tersekat. Aku tahu sebuah perih yang akan pasti menjadi penghuni baru ruang-ruang bernafasku sedang setia menunggu giliran untuk menempatinya. Sebuah kebodohan luar biasa dan aku rela menjadi bodoh. Sungguh benar-benar bodoh.

”Aku menemukanmu pada sebuah ruang bernama sepi, kamu terus aku cari dan aku bahagia akhirnya aku menemukanmu.”

Aku benar-benar membencinya ketika lelaki itu mengatakan itu. Aku benci karena aku menyukai kata-katanya. Entah kata-kata itu sudah pernah terlontar ke ribuan makhluk sekali pun, ternyata aku tetap menyukai kata-kata itu. Bodohnya lagi aku selalu memercayai kata-kata. Meskipun aku sering sekali terluka oleh kata-kata, tapi aku tetap mencandu kata-kata.

”Mungkin kita bertemu di waktu yang tepat. Tapi di saat yang salah, Sayang,” aku mencoba untuk konsisten menjadi salah satu penari malam ketika aku membelai rambutnya dengan rasa heran yang luar biasa ketika aku sadar aku tidak sedang menabur birahi pada kejapan mataku. Aku sering terjebak dengan waktu yang meluka. Waktu-waktu yang salah ketika aku memilih menjadi kekasihnya.

”Mungkin iya mungkin tidak. Aku dikutuk karena aku mencoba membelah bulan. Aku ingin tahu apa warna hitam di balik cahaya terang bulan. Negeri bulan pun marah. Tanah di sana kemudian merajamku. Karenanya separuh cahaya bulan itu ada di tubuhku, sedangkan separuh lainnya selalu ada dalam kegelapan. Aku cari separuh cahaya untuk mengisi ruang-ruang gelap di tubuhku yang lain sehingga tubuhku menjadi utuh.”

Sialan, aku berharap jadi separuh cahayanya. Aku benci. Aku tersanjung. Aku bahagia. Aku senang. Aku meniup buih-buih sabun itu. Aku khawatir buih itu pecah. Aku terbang. Aku ada di ketinggian. Aku pasti terjatuh. Aku menunggu waktuku pecah. Aku begitu lemah. Aku sedih. Aku takut. Aku meluka. Aku mencinta.

”Ha-ha-ha-ha-ha-ha… kamu itu aneh. Kamu mencari separuh cahayamu yang hilang, tapi kamu mencarinya di malam gelap seperti ini, dan kamu pun salah orang dengan menemuiku. Aku sama sekali tidak punya cahaya yang kamu cari.”

Aku benar-benar marah dengan kata-kataku sendiri. Aku benar-benar takut dia tahu aku ingin jadi separuh cahayanya. Menjadi penghuni malam dan menemani lelaki-lelaki malam sudah amat membuatku nyaman. Aku tidak pernah bermimpi menjadi Engtay yang menunggu Sampek dalam sakratulmautnya. Mitos cinta abadi memang memuakkan. Mitos yang menciptakan buih-buih sabun bagi jutaan umatnya. Aku menyebut umat itu adalah kaum Pencinta. Padahal buatku bagi kaum Pencinta harus menyukai semua warna, termasuk hitam dan malam.

”Aku benar-benar perlu separuh gelap dalam tubuhku ini terisi cahaya.” Lelaki itu menyimpan bergalon-galon air mata yang tidak pernah tumpah. Air mata yang membuat bulan itu terbelah ketika dia mengejapkan matanya dan menjadi serakah dengan cahaya.

”Pergilah, ini sudah menjelang subuh. Berjalanlah kembali, nanti kamu akan ketemu persimpangan-persimpangan yang menarik dalam perjalananmu. Mungkin kamu akan terluka, mungkin kamu akan bahagia. Tapi kamu akan tahu bahwa di persimpangan itulah sebuah hidup akan bermula. Pergilah Sayangku. Aku tidak akan menunggumu. Begitu banyak lelaki yang membutuhkan malam-malamku.”

Aku mengantarkannya pada ujung pintu, punggungnya dengan separuh cahaya yang berpendar masih tetap memancarkan bau yang sama persis dengan ketika aku berjumpa dengannya di sebuah episode di ujung senja pada sebuah masa. Aku tahu aku mungkin separuh cahaya yang dia cari itu, tapi aku pikir berbohong padanya tentang hal itu adalah hal yang terbaik untuk hidupnya. Lelaki itu terus berpendar dari separuh tubuhnya dalam gelisah.

Ah, kubutuhkan tanah lapang yang begitu luas saat ini di dadaku. Kulambaikan hatiku. ”Datanglah lagi pada sebuah malam di sebuah makam. Sayangku.”




Ubud, 26 Januari 2010 Noviana Kusumawardhani

"T A N I A"


" Seharusnya aku bisu dan buta tapi tidak tuli. Agar aku tak bisa membantahmu, tak bisa melihat kelakuanmu, tapi aku selalu bisa mendengarkan keinginanmu"

Aku membaca secarik kertas yang dituliskan seorang sahabat perempuanku. Aku tiba-tiba ingin menangis. Aku binggung harus punya perasaan apa. Apakah aku harus menangis sedih atau menangis terharu. Sedih, karena betapa pedih hidupnya. Atau menangis terharu karena betapa tulus ikhlas hatinya.

Dia bernama Tania, usianya gag jauh dari usiaku, 35 tahun. Wajahnya cantik, badannya tinggi semampai, kulitnya bukan putih tapi kuning langsat. Suaminya seorang General Manager di salah satu perusahaan elektronik. Nampaknya sempurna. Tapi setelah usia pernikahannya yang ke 10 tahun, mereka berdua belum dikarunia keturunan.

"Aku belum merasa lengkap sebagai seorang perempuan", kata Tania padaku di pertemuan kami.
"Dulu, di awal2 tahun Mas Agus tidak mempermasalahkan hal ini"
"Tapi akhir2 ini, aku tahu mas Agus tidak bisa menerima, sehingga dia menyibukan diri dengan urusan kantor, sering jalan ke luar kota"
"Sekarang jadi kasar, salah sedikit marah2"
"Aku sudah mencoba untuk mengajaknya konsultasi ke dokter, tapi dia tidak mau"
"Dia yakin dirinya sehat, dan aku yang tidak normal"
"Sekarang dia tidak suka ngobrol dengan aku, dia lebih suka sibuk dengan teman2 facebooknya"
"Setiap malam minggu, selalu ada pertemuan dengan teman2nya itu"
"Sedangkan aku tidak boleh bergaul dengan banyak orang, karena dia takut aku salah bergaul, katanya".

Tidak ada nada suara sedih di cerita Tania, semua terdengar datar saja. Aku juga heran. Apakah dia merasa baik-baik saja atau dia sudah resistan dengan masalahnya. Tapi aku kagum padanya. Dia tetap seorang istri yang baik, seorang menantu yang baik buat mertuanya. Dia sangat sayang dengan ibu mertuanya dan juga keluarga besar suaminya.

Hingga suatu hari Tania menelponku jam 11 malam, dan suaranya terdengar sangat pelan.

"Rin, aku sedih banget"
"Aku gag kuat lagi hidup begini"
"Tadi siang aku lihat Mas Agus mengandeng seorang wanita di sebuah mall, mesra banget"
"Saat aku telepon menanyakan siapa wanita itu, Mas Agus mengatakan dia istri sirinya"
"Dan yang lebih menyakitkan, dia bilang perempuan itu calon ibu dari anaknya"

Tiba-tiba aku binggung harus berkata apa. Aku hanya mampu berkata "Tenang say, coba ambil air wudhu dan mohon diberikan ketenangan sama Allah"

Tania melanjutkan, " Kamu tau gag, seminggu yang lalu aku ambil hasil laboratorium dari dokter kandungan, dan hasilnya, aku terkena kanker leher rahim, Rin, sudah stadium 3, hingga rahimku harus diangkat"
"Aku sedih Rin, aku gag tau lagi aku harus bagaimana"
"Aku merasa gagal, Rin, jadi seorang perempuan"

"Mas Agus tahu ?", tanyaku

"Iya dia sudah tau, dan bukannya dia iba, tapi dia makin benci padaku"
"Segala sumpah serapah keluar dari bibirnya buat aku", katanya lagi.

................

Blank !, aku gag bisa mikir apa-apa....
Ya Tuhan, satu lagi sahabatku yang memiliki masalah berat dalam hidupnya... Berilah aku kekuatan untuk menjadi sahabat yang bisa menguatkan hatinya, ya Allah.

Tut,tut, tut. Tiba-tiba sambungan teleponnya terputus.
"Halo, Tania", kataku. Tapi tidak jawaban.

Secepatnya kuganti baju tidurku, kuambil sweaterku dan kunci mobilku. Malam ini aku harus ke rumahnya...............
Bismillah.....

"BURGER"




Tadi malam jam 9 an aku, suami dan anak-anak sepakat untuk mencari udara malam, setelah 'suntuk' dengan kegiatan masing2. Anak2 bosen belajar, aku bosen masak, dan suami bosen depan komputer. Kami sepakat nongkrong di sebuah kedai burger.

Selama asyik menikmati malam, (seperti biasa) aku asyik mengamati orang2 yang datang ke kedai itu. Ternyata malem2 gini banyak juga yang laper ya ? hehehehe. Dari pasangan muda alias pacaran, trus keluarga kecil/muda sampai opa dan oma.

Kami mengambil tempat duduk di teras atas, sehingga dengan leluasa kami melihat ragam bentuk manusia. Ada hal yang menarik perhatianku. Ternyata tata cara makan burger, setiap orang berbeda !. Ada yang makan dengan 1 tangan, karena tangan lainnya sibuk pegang hp. Trus ada yang makan di cuil-cuil, karena sok imut (hahahahaha), ada juga yang rotinya dulu, trus dagingnya trus sayurannya...xixixixi...kayak makan pecel lele ada lalapannya..

Biasanya sih resto2 menyediakan pisau dan garpu buat makan burger, tapi ada yang bilang kalo makan burger pake pisau dan garpu itu sok keluarga kerajaan banget...hahahaha.Tapi kalo di fast food gitu gag ada. Mau burgernya segedhe gajah tetep aja disajikan seadanya. Kata tukang burgernya 'derita loe' cara makannya..hehehehehe

Pertanyaannya adalah, apakah cara makan burger bisa menunjukan pribadi seseorang ? Nah ini yang aku gag tau. Ntar ya aku coba tanya psikolog dulu ya....Kalo udah dapat aku share deh..

"Selamat makan burger !!"

(jogja, 21.30)

"Kemana Perginya Ideku"




Beberapa hari ini kok aku gag punya mood buat nulis ya ?. Biasanya ngliat apa aja bisa jadi ide. Hmm...sedih juga sih. Apa aku sedang tidak sensitive ya :(

Akhirnya 'rasa gag punya ide' tapi mendingan aku jadikan ide aja buat nulis ini. Nulis satu hal tentang 'gag punya ide'...xixixixixixi
Ada yang bilang dalam menulis, ada trik yang bisa diterapkan :

1. Get in the mood
Kalo menulis berdasarkan mood, kita harus pandai2 mengatur mood kita. Mencari mood bisa dengan membaca hal2 yang kita suka, trus rilekskan pikiran siapa tau si mood nempel deh ke kepala. Bisa juga kalo kita sedang mandi, tiba-tiba ada ide yang oke buat ditulis

2. Read some more
Ide bisa dicari dari tulisan2 orang lain. Misalnya status teman di facebook ato dari bacaan lain. Misalnya puisi bisa jadi cerita deh..

3. Gag usah 'rewel'
kalo tiba-tiba punya ide, tulis aja, gag usah sibuk dengan pikiran, kira2 apa ya pendapat orang tentang tulisan saya ?. Wah kalo selalu punya pikiran kayak gitu, kapan nulisnya ya...belum apa-apa udah direpotkan dengan penilaian orang. Menulis adalah kegiatan bebas mencurahkan apa yang ada dikepala. Asal tidak menghina, memojokan atau yg secara normatif tidak dibolehkan. Kalo soal persepsi, itu sih tergantung yang baca...Satu orang tidak akan sama persepsinya dengan orang lain.

Oke, tapi sampai detik ini aku 'masih' gag punya ide yang bagus tuh buat nulis :D. Dan ini kejadian yang sering menimpaku.
So, kalo kamu, kemana kamu mencari ide ???

"The Beyond"




......
This being human is a guest house
Every morning a new arrival

A Joy, a depresion, a meanness
Some momentary awareness comes
As an unexpected visitor

........

Be grateful for whoever comes
Because each has been sent
As a guide from beyond

(J. Rumi)

"K o m u n i k a s i"



Komunikasi adalah anugerah. Ia mampu menjaga keutuhan hidup bersama jika kita mampu memahami dan memperlakukanya secara tepat dan benar. Ia mampu menghiasi kehidupan kita yang semakin beragam dan penuh warna. Komunikasi adalah anugerah bila kita menghargai perbedaan.

Perbedaan tidak seharusnya menyebabkan kita saling menghina, saling menghujat, saling membenci. Bukankah perbedaan itu menjadi indah saat kita memahami bahwa perbedaan itu adalah anugerah. Saat itu setidaknya ada tampilan diri yang kondusif. Kita tidak pernah mempersoalkan perbedaan yang ada, sejauh kita mampu menemukan persamaan dalam berhubungan dengan orang lain, dan sejauh itu pula muncul kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

Dengan demikian dalam setiap aktivitas komunikasi ada upaya membangun hubungan dengan dasar mencari persamaan yang dimiliki.
Kesadaran inilah yang membuat kita jadi rendah hati, selalu ingat kepada Allah SWT dan tidak besar kepala (angkuh, dan menganggap diri paling hebat).

hmmm...

"Buat Aku"

Hmm...ada warna jambon di situ,
Dalam dompetku yang berwarna ungu,

Kadang kuselipkan satu senyum termanisku,
agar ungunya tak menjadi kuyu...


ah, aku jadi malu......


(jalan-jalan siang di pasar Bringharjo...Subhanallah..banyak banget orang dgn segala 'keunikannya')

"Saat Ali Bin Abi Thalib Ingin Menikah Lagi"



"Bila Fatimah tidak diciptakan, Ali tidak akan mempunyai istri. Bila Ali tidak diciptakan, maka Fatimah tidak akan memiliki pasangan" (Hadist)

Itulah gambaran Balada Cinta Suci antara putri Rasulullah, Fatimah dan Ali Bin Abi Thalib.

Dalam perjalanan pernikahan mereka, Ali pernah berniat ingin menikah lagi. Tentang kapan peristiwa itu terjadi tidak ada riwayat yang menerangkannya secara pasti. Sejarah hanya mencatat bahwa keinginan Ali untuk menikah lagi itu saat Fatimah masih hidup.

Tidak ada yang lebih menyakitkan hati seorang perempuan melebihi sakitnya dimadu oleh suaminya. Demikian pula yang dirasakan oleh Fatimah. Meskipun niat Ali baik, namun Fatimah tetap menolak jika harus dimadu dengan istri lain.

Wanita yang ingin dinikahi oleh Ali adalah anak perempuan Abul Hakam bin Hisyam, seorang tokoh musyrik yang dikenal dengan nama Abu Jahal. Setelah ayahnya meninggal, putrinya kemudian masuk Islam.

Meskipun putri Abu Jahal sudah masuk Islam, tapi banyak kaum muslimin yang mencemooh dan menjauhi dirinya. Ini tidak lain adalah karena dosa dan kejahatan Abu Jahal kepada Islam.

Ali bin Abi Thalib merasa kasihan dengan penderitaan putri Abu Jahal itu yang harus memikul kejahatan ayahnya, padahal dalam Islam :

"....Seorang yang berdosa, ia tidak memikul dosa orang lain.... (QS. al-An'aam 6; 164)

Untuk menyelamatkan putri Abu Jahal, Ali berniat memperistrinya.
Oleh karena itu, Ali mengutarakan maksudnya kepada istrinya, Fatimah. Ali sudah menduga istrinya akan marah, tidak tidak menduga jika kemarahan istrinya akan sehebat yang disaksikannya sendiri.

Fatimah sedih mendengar apa yang diutarakan oleh suaminya yang sangat dicintainya. Ia menangis karena tertusuk hatinya. Hatinya hancur disebabkan gelisah dan bersedih. Rasulullah pun tidak tega melihat putrinya bersedih.

Hingga suatu hari Rasulullah berangkat ke mesjid dalam keadaan marah. Sesampai di sana, Beliau naik mimbar dan berpidato di depan para sahabat. "Sungguh keluarga Hisyam bin Mughirah (keluarga Abu Jahal) minta ijin kepada saya untuk menikahkan putri mereka kepada Ali. Saya tidak mengijinkan mereka berbuat demikian. Kecuali, kalau Ali menceraikan putri saya, Fatimah, lalu menikahi putri mereka. Sungguh, putriku Fatimah adalah bagian dari diriku. Barang siapa membuat hatinya Fatimah cemas, ia mencemaskanku. Barang siapa menyakitinya, dia menyakitiku. Barang siapa yang membuatnya bahagia, ia membahagiakannku".

Setelah mendengar pidato Rasulullah, Ali pulang ke rumah dengan hati gelisah. Ia langsung menemui Fatimah dan meminta maaf atas kekeliruannya.
Dengan isak tangis, Fatimah mengatakan, " Allah mengampuni Anda, Abul Hasan"

Air mata Fatimah berlinang karena terharu. Fatimah merasakan betapa besar kasih sayang dan perhatian yang diberikan ayahnya kepadanya. Fatimah merasa terharu atas ketegasan sikap ayahnya. Setelah itu Fatimah berdiri dan melakukan shalat.

...........

Subhanallah, Rasulullah pun tidak ridha putrinya dimadu oleh suaminya. Karena bagaimanapun hati tidaklah bisa dibagi.

Hmm...aku jadi berpikir, akupun ingin jadi istri seperti Siti Khadijah atau putrinya Fatimah... Insyaallah....

Soto dekat Stasiun Tugu




Dekat Stasiun Tugu Jogja (pintu utamanya), ada berderet2 tenda2 yang jual sarapan. Ada Soto Lenthok Pak Gareng (semacam pergedel yang terbuat dari singkong), trus ada juga bubur ayam, nasi padang juga ada.

Sotonya porsinya lumayan banyak (buat aku) ada sate ati, ampela trus boleh minta tambahan irisan kepala ayam, atau brutunya atau juga pahanya. Sttt...ayamnya ayam kampung lho.... Uenak Gan !!
Pagi-pagi jalan2 di situ lumayan asyik, serasa di Jogja !!! hahaha...

Mau coba, sok mangga...!!

Warung Suroboyo-an




Dear friends,

Kalo sedang ke Jogja atau yang tinggal di Jogja, kangen sama masakan Jawa Timuran misalnya Soto Koya dengan irisan uritannya, rawon yang suroboyo banget atau kangen sama 'bibir' sapi alias cingur.... Ada nih tempat recomended dari aku di : Warung Ning Dewi, di situ ada Soto Koya, trus rawonnya ada rawon biasa or spesial (yang special pastinya dagingnya lebih banyak tho ? gag mungkin togenya yang banyak.. :) ), trus rujak cingurnya juga ada yang biasa ada yang special. Yang spesial ini bener2 rujak yang penuh dengan cingur...uenak tenan... !!! Mak Nyos...

Harganya sotonya IDR 5,000 sampe dengan IDR 13,000 untuk rujak cingur special. Minumnya ada juice buah juga.
Lokasinya ? Pusatnya di jalan Kaliurang km 6, 100 m dari Apotik Kentungan atau cabangnya di Jl. Godean km 4,5 atau di Seturan dekat Kampus YKPN.

Ok, selamat mencicip ya...
Uenak Cuk...!! (gitu motto mereka...)

'TENGGELAM"




Dalam samar samudera biru tak berbatas,
cahayamu makin tersamar.
tengelam tak berdaya dalam kuasa malam,
yang sebentar lagi datang,


pelan.....
pelan.........
pelan........
tapi pasti terjadi..........


tidurlah dalam damai, duhai cahaya alam,
tidurlah dalam tenang yang tak terusik,
tidurlah dalam buaian nyanyian senya yang sumir,

................

"Membadankan Pengetahuan"



Di dalam salah satu kisah Nasruddin, dikisahkan Nasruddin naik perahu. Dalam perbincangan mengisi kekosongan waktu, pemilik perahu bertanya apakah Nasruddin bisa berenang atau tidak. Dengan sombong dia menjawab "bisa". Dia menambahkan bahwa hampir semua buku tentang berenang telah dibaca, sambil ia mengajari tehnik berenang ini dan itu, seperti yang ia baca. Dan tukang perahupun menganguk-anguk heran sekaligus kagum.

Tapi, entah kenapa tiba2 perahu oleng dan kemudian terbalik. Nasruddin terjatuh ke laut dan dengan menangis dan memohon dengan melasnya dia berteriak2, "tolong-tolong selamatkan saya"
Lagi-lagi, tukang perahu harus menganguk2 dan kagum...(kali ini kagum sedikit kesel.. :)

Ini adalah sekelumit kisah canda bagian hidup Nasruddin yang banyak menjadi inspirasi hidup kita. Dan kejadian serupa ini juga banyak terjadi dalam lingkungan kehidupan kita atau bahkan menimpa diri kita sendiri. Ada yang bilang, kisah serupa ini bisa dikatakan "pengetahuan tanpa pencapaian"

Berpengetahuan memang baik, dan memiliki wawasan adalah sebuah kelebihan. Apalagi bila sudi berbagi dengan orang lain. Tetapi berhenti memahami pengetahuan hanya di tingkat kepala, tanpa pernah membadankannya ke dalam tindakan keseharian, tentu menjadi hal yang terlihat tidak baik alias 'omdo' (omong doang...)

Ada beberapa contoh tokoh dunia berkharisma, yang selain mempunyai banyak pengetahuan yang tidak sebatas kepala saja tapi juga membadankannya. Salah satu contohnya adalah Gandhi, dengan idenya anti kekerasan. Berapa kalipun ada godaan untuk melakukan kekerasan (termasuk ketika badannya ditembak), dia tetap menerapkan anti kekerasan dalam hidup dan perjuangannya.

Coba bandingkan dengan Rahwana (dalam kisah Ramayana). Rahwana dikenal sebagai pemuja berat Tuhan dan bahkan sangat serius dalam mempelajari buku2 suci. Namun hanya karena hawa nafsunya, hidupnya menjadi hancur lebur, karena melarikan Shinta. Adiknya, Wibisana, berulang-ulang menasehatinya, kalau jalan menuju Tuhan mungkin lebih berhasil dengan pengetahuan yang dilaksanakan, bukan pengetahuan tanpa komitmen tindakan.

Pernah aku baca di salah satu buku, seorang guru yang lumayan eksreem, mengatakan bahwa :
'Jika manusia berpengetahuan tanpa komitmen dan pelaksanaan, serupa dengan binatang yang mengendong buku kemana-mana'. Binatang yang mengendong buku mungkin masih lebih baik, karena tidak menggunakan bukunya untuk menyerang serta menyakiti orang lain...hmmm..

Oleh karena itu, Ijasah, gelar, penghargaan, bacaan, kualitas kata-kata yang muncul dari mulut, memori yang tersimpan di kepala adalah masuk dalam kategori pengetahuan. Tapi keseharian yang tenang, sabar, pemaaf, bersahabat, membantu dan tidak menyakiti pihak lain adalah pencapaian pengetahuan itu.....
Terserah mau pilih mana, pengetahuan yg hanya sampai kepala atau membadankan pengetahuan sampai ke hati dan seluruh badan....

Bukankah dalam hidup kita ingin menjadi baik dan semakin baik ?.....:)



(sumber : 'Kebahagiaan yang membebaskan' -> Gd Prama)

'MENG-HAMPA"


.......................................

Aku ingin meng hampa,
Hampa dari segala rasa,

Rasa cinta,
Rasa marah,
Rasa rindu,
Rasa benci,
Rasa dendam,
Rasa ingin,
Dan rasa-rasa lain yang ada...

Aku ingin meng-hampa,
Hingga aku pada titik nol lagi,
.....................


(Saat aku merasa bahwa : "sedikitlah tahu, maka kau akan lebih banyak mengerti")

"Saat Bahagia itu Dipertanyakan"




"Aku pengen banget curhat sama kamu", kata Tanti di ujung telpon

Aku mendengar suaranya diliputi emosi yang terpendam.

"Oke, aku tunggu di coffee shop di toko buku Toga Mas ya", kataku
"Sing sabar yo nduk", tambahku berusaha menenangkan hatinya

Jam 4 sore kami bertemu. Kulihat wajah Tanti penuh 'lelah'.

"Hallo Rin, apa kabarmu", sapanya
"Alhamdulilah, baik", kataku

"Aku sedih Rin, aku ngrasa hidupku gag bahagia"
"Tak pikir-pikir kok dari kecil dulu aku gag pernah ngrasa bahagia"
"Lama-lama aku capek hidup gini, Rin", Tanti nyerocos bercerita tentang hidupnya

Aku mendengarkan sambil menikmati hot cappucino dan lumpia gorengku.

---------------
Hmmm....Bahagia..
Sebenarnya apa sih bahagia itu ?. Bukankah rasa bahagia tidak ada pakemnya ?
Bukankah rasa bahagia tiap manusia itu berbeda. Atau ada yang bilang, Bahagiamu terkadang bukan jadi bahagiaku.....

Sampai satu hari aku membaca Note seorang teman, mengenai indikator kebahagian yang mungkin sederhana, tapi aku rasa cukuplah untuk membingkai rasa bahagia itu sendiri.
Ini dia Notenya :
- 7 Indikator Rasa Bahagia -

1. Qalbun Syakiirun ( Hati Yang Selalu Bersyukur)
Bukankah dengan selalu bersyukur atas apa yang ada di depan kita adalah awal dari rasa bahagia ?. Karena terkadang apa yang kita anggap baik belum tentu baik buat kita menurut Nya ?. Dan apa yang kita anggap tidak baik, belum tentu tidak baik buat kita menurut Nya ?. Sedangkan Allah jauh lebih tahu tentang kita dari pada diri kita sendiri yang sering sok tahu ?

2. Al Azwaju Sholihal (Pasangan Hidup Yang Sholih)
Mencari pasangan hidup yang sholih adalah keharusan. Karena keluarga ada bagian terkecil/awal dari terciptanya rasa bahagia, setelah diri kita sendiri.
Makanya hati-hatilah mencari pasangan buat yang belum berpasangan, dan teruslah belajar untuk menjadi lebih baik bagi yang sudah berpasangan. Ingat, tidak ada kata terlambat untuk jadi lebih baik di Mata Allah SWT......

3. Al Biatu Sholihah (Lingkungan Yang Baik)
Seperti lagunya Kang Opick -> Tobat Hati, salah satunya bilang, Berkumpulah Dengan Orang Sholeh. Ini bukan berarti kita pilih2 teman. Aku pikir kita boleh berteman dengan semua orang, tapi memilihlah, untuk teman yang bisa kita jadikan panutan. Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi akan menjadi lebih indah bila setiap manusia berusaha untuk menjadi sempurna (sebatas cuman berusaha sih...)

4. Al Auladun Abror (Anak Keturunan Yang Shalih)
Nah ini nih, untuk yg sudah memiliki anak, kita sangatlah mulia diberikan kehormatan oleh Allah SWT untuk dititipin 'manusia lain' yaitu anak2 kita. Yang tentunya walaupun itu keturunan kita tapi (pasti) punya jiwa sendiri, pikiran sendiri. Oleh karena itu kita sebagai orang tua wajib bin kudu buat mendidik mereka jadi pribadi yang takut pada Allah SWT, yg cinta pada sesama. Insyaallah...

5. Al Maalul Halaal (Harta Yang Halal)
Dalam paradigma Islam mengenai harta, bukanlah banyaknya, akan tetapi ke-halal-annya dan kebaikannya (Halal dan Thoyyib). Oleh karenanya kita harus mencari rizki yg halal dan thoyyib agar hidup kita menjadi halal dan thoyyib juga tho ?

6. Tafakul Fiddin (Semangat Membangun Agama)
Belajar lah sampai ke negeri Cina. Begitu kata pepatah. Dalam mempelajari Agama, tuntutlah sepanjang hidupmu. Karena semangat memahami agama akan menghidupkan hati dan hati yang hidup adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya Ilahi... Subhanallah..

7. Umur Yang Barokah
Untuk menjadi baik, tidak perlu menunggu menjadi tua. Untuk menjadi baik, tidak dapat ditunda. Karena umur adalah rahasia Allah SWT. Menjadilah baik ASAP (As Soon As Possible).
Seperti saat aku memutuskan untuk memakai jilbab. Saat itu aku berpikir akan memakai jilbab saat umurku 40. Tetapi aku pikir2 apakah sampai aku di umur itu ? Bagaimana jika belum mencapai umur itu aku sudah tidak menjadi penghuni dunia ini ?. Akhirnya aku putuskan memakai jilbab, saat aku mulai memikirnya...hmmm alhamdulilah..
Walaupun ada yg bilang jilbab bukanlah tolok ukur keimanan seseorang, tapi menurutku paling tidak aku sudah 'sedikit' lebih baik dengan menutup yang seharusnya ditutup... :), soal iman itu adalah rahasiaku dengan NYA :)

Buat sahabatku Tanti, yuk mulai sekarang kita melihat segala sesuatu dengan mata syukur, mendengar dengan telinga syukur dan yang lebih penting merasa dengan dengan hati syukur....Love U ..Insyaallah..