Kecelakaan 3 tahun yang lalu itu meninggalkan bekas luka yang dalam buat keluarga Tarjo.
Bukan saja luka fisik tapi juga luka hati
Karena kecelakaan itu, sampai sekarang Narsih tidak dapat lagi berjalan. Hidupnya hanya ada di atas tempat tidur berkasur tipis di rumah mereka yang sederhana.
Dengan sakitnya Narsih, otomatis perekonomian keluarga juga ikut terbengkalai. Narsih tidak dapat membantu Tarjo bekerja lagi di pabrik jamu.
...............
Sekarang, anak2 mereka sudah cukup besar. Irwan sudah SMA kelas 3 dan Intan sudah kelas 2 SMP. Dan Narsih tetap tak berdaya, tergolek lemah tanpa perubahan apa-apa.
Ada kesedihan di hati Narsih, setiap kali Tarjo memandikan dia sebelum berangkat kerja, menyiapkan sarapan buat dia dan anak-anaknya.
"Istri macam apa aku ini, tidak bisa melakukan apa yang semestinya kulakukan", keluh Narsih dalam hati
Belum lagi bila malam tiba, dia lihat suaminya tidur pulas menyimpan rasa capek setelah seharian bekerja.
"Duh Gusti, ampuni aku, seandainya aku bisa, akan aku pijetin kamu kang, akan ku peluk dan kuceritakan tentang hal-hal indah agar capekmu ilang", tak terasa airmata Narsih menetes di pipinya.
Hingga suatu pagi, Narsih ingin mengutarakan sesuatu pada Tarjo.
"Kang, boleh aku bicara sebentar", katanya
"Mau ngomong apa tho dek ?", kata Tarjo dengan sabarnya
"Aku sudah 3 tahun ini ndak bisa mbantu kamu kang, ndak bisa jadi istri yang semestinya buat kamu, ndak bisa nglayani kamu, ndak bisa jadi ibu yang baik buat anak-anak",
"Iyo, trus ngopo ?", kata Tarjo datar
"Maksudku kang, kalo kakang mau, mbok ya kakang nikah lagi sama orang lain, yang sehat, yang bisa nglayani kakang, yang bisa jadi ibu yang baik buat anak-anak kita"
"Aku ridho kok kang, ridho lahir bathin, aku malah matur nuwun kalo ada yang mau bantu aku",
Narsih mengungkapkan isi hatinya
Tarjo terdiam sebentar,
"Wis kowe ngomong opo tho dek, aku itu ndak butuh istri lagi"
"Istriku itu ya cuma 1, kamu, dunia dan insyaallah akhirat"
"Aku mencintaimu, dulu dan sekarang, dan aku mengawinimu bukan hanya saat kamu sehat, tapi saat kamu sakitpun kamu tetap istriku",
"Jadi kamu ndak usah ngomong yang aneh-aneh, aku bahagia dengan keadaan sekarang"
"Aku bahagia kalo bisa liat kamu dan anak-anak tersenyum", kata Tarjo dengan lembut
Mak deg ! hati Narsih, Subhanallah suamiku sangat baik.
"Matur nuwun ya Gusti, Engkau paringi aku suami yang sangat baik", bisik Narsih dalam hati
Airmata Narsih tak bisa untuk tidak menetes saat mendengarkan kata-kata suaminya.
"Terima kasih Kang, terima kasih", hanya itu kata yang bisa Narsih ucapkan pada suaminya.
Tarjo mendekati Narsih, mengusap rambutnya dan merangkulnya.
"Wis sekarang ndak usah mikir sing neko-neko, kamu berdoa saja yang banyak sama Allah, agar aku diberi kesehatan biar bisa mencari rejeki buat kita dan anak-anak kita ya"..
Narsih menganguk-anguk, tanpa bisa berkata apa-apa..
0 komentar:
Posting Komentar