Menapaki Jalan Ke'agungan'


Hormatilah penciptaan diri kita dengan cara senantiasa bersyukur dan mengolah kenangan indah yang pernah kita alami, agar kehidupan kita saat ini dan di masa yang akan datang jauh lebih menakjubkan.

Bagi pribadi-pribadi yang 'kerdil', ini memang pekerjaan yang sulit dikerjakan. Tapi bagi seseorang yang telah berada di jalan keagungan yang tak lagi mempersoalkan cecabang makna dari sebuah peristiwa, itu hanya pekerjaan yang sederhana.
Sebab bagi mereka yang telah sampai di jalan ini semua peristiwa hanya memiliki sebuat makna, yaitu HIKMAH.

Peristiwa dan kejadian bukan lagi pertentangan antara suka dan duka. Bukan lagi suci yang bersebrangan dengan kotoran (tidak suci). Seorang penulis, Gde Prama, menyebutnya dengan 'sembah rasa', yakni rasa yang memeluk mesra semuanya (semua rasa).
Hal ini persis dengan kebaikan seorang ibu yang mengasuh anak tunggalnya. Ketika sang anak tersenyum, ia akan mengendongnya. Tapi ketika anaknya menanggis sambil menyisakan kotoran di celananya, lagi-lagi sang ibu menggendongnya dengan kasih sayang yang sama.

Demikian halnya yang dilakukan oleh orang-orang yang melangkah di jalan-jalan keagungan. Mereka yang melangkah di jalan ini akan belajar tersenyum bahagia terhadap apa saja yang terjadi dalam kehidupannya. Hal fundamental yang dilakukan hanyalah memangkas semua cabang makna dari setiap peristiwa dan menggantikan dengan pandangan bahwa dibalik setiap kejadian mengandung HIKMAH.

Dengan pandangan hidup seperti ini, maka setiap peristiwa dalam kehidupan tidak lagi berada di antara pendulum sedih dan bahagia. Sebab hidup dalam pusaran sedih dan bahagia adalah kehidupan yang disediakan hanya untuk orang-orang 'kerdil'. Sementara bagi seorang yang telah sampai di Jalan Keagungan, peristiwa adalah murni peristiwa, mereka tidak mengenal peristiwa sedih atau peristiwa bahagia. Sebab bagi mereka sedih dan bahagia hanyalah satu PERSEPSI, hanya masalah PENERIMAAN.
Hal ini terjadi karena orang yg telah sampai di jalan keagungan melewati semua dengan senyuman.

Ya, HIKMAH. Kata inilah yang membedakan seseorang dengan orang yang lain. Dengan peristiwa yang sama, misalnya kehilangan uang berjuta-juta. Bagi seseorang, mungkin itu merupakan peristiwa yg buruk, menyedihkan, bahkan mungkin kutukan. Tapi bagi orang lain, bisa jadi itu menyimpan satu pesan, bahwa tidak ada yang perlu disombongkan dari diri kita. Semua hanya pinjaman dari Allah SWT yang bisa Ia ambil kapanpun.

Nah, marilah kita membiasakan diri kita untuk hidup seperti seorang ibu yang mengasihi anaknya, baik anak sedang tersenyum ataupun menangis lengkap dengan sisa kotoran di celananya. Marilah kita mendisiplinkan diri untuk menerima semua kejadian dengan SENYUMAN, membimbing diri mengerucutkan cabang makna peristiwa menjadi sebuah gugus yaitu HIKMAH..

Keep smile with your life..... :)

0 komentar: