Menghitung Kemudahan Dalam Kehidupan



Musthafa As-Siba'i
benar ketika mengatakan, "Kunjungilah penjara sekali saja dalam hidup, agar engkau merasakan nikmatnya kebebasan. Kunjungilah pengadilan sekali dalam satu tahun, agar engkau tahu kemurahan Allah yang telah memberimu akhlak mulia. Kunjungilah rumah sakit sekali dalam sebulan, agar engkau sadar atas nikmat kesehatan yang dianugerahkan Allah kepadamu. Kunjungilah kebun sekali dalam seminggu, agar engkau menjadi peka terhadap keindahan alam yang disuguhkan Allah kepadamu. Kunjungilah Tuhanmu setiap waktu, agar engkau mengetahui bagaimana kemurahanNya kepadamu".

Tapi persoalannya, bukan sekedar kunjungan. Ketajaman radar jiwa kita untuk menangkap setiap kenikmatan yang diberikan Allah itulah yang utama. Betapa kita lebih mudah mengenali kesulitan hidup daripada kemudahannya. Kita lebih mudah mengingat beban hidup daripada keringanan yang sering kita temukan.

Akhirnya kitapun lebih kuat mengingat keburukan yang dilakukan orang daripada kebaikannya. Padalah, Allah sendiri telah mengingatkan, "Maka sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan", (Qs. Al-Insyirah; 5-6).

Anehnya lagi, kita sering menempatkan Allah dalam 'posisi yang serba salah'. Betapa tidak. Banyak diantara kita yang meminta sesuatu, tapi ketika permintaannya dikabulkan oleh Allah, bukan syukur yang diucapkan, tapi malahan keluh kesah yang dilantunkan.

Misalkan, banyak yang minta kenaikan jabatan, begitu permintaan dikabulkan, mulailah mengeluh atas beban tugas yang musti dikerjakan/diselesaikan. Banyak yang minta dianugerahi anak, tapi sangat banyak yg mengeluh saat harus bangun tengah malam mengganti popoknya. Ada pula yang minta jodoh pada Allah, tapi begitu dikabulkan, malahan bersikap tidak baik pada istrinya/suaminya.

Keimananlah yang membuat setiap muslim mampu tegas dalam kesulitan hidup. Seperti ditulis dalam Al Qur'an, "Dan tidaklah putus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang kafir", (Qs Yusuf 87). Keimanan itu pulalah yang mendorong kita untuk memohon kepada Allah agar dikuatkan dalam menghadapi kesulitan hidup. Kita belajar dari Nabi Yakub as yang ucapannya diabadikan dalam Al Qur'an "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (Qs Yusuf 12;86)

Ok, marilah kita selalu menghitung kemudahan dalam hidup ini, atar kita lebih mudah untuk mensyukur...

0 komentar: