KEKUATAN CINTA 2



Matahari pas di atas Jogja, Djio melepaskan kaosnya yang basah oleh keringat.
Tampak bahu kekar dan lengan berototnya, walau tanpa fitness, karena Djio adalah buruh panggul di Pasar Bringharjo.

"Satu, dua, tiga dan empat", Djio menghitung lembar ribuan yang dia dapat hari ini.
"Duh Gusti, cuma sak mene, piye aku ngidupin istriku", keluh Djio dalam hati.

Sambil leyeh-leyeh Djio mengambil lembar brosur dari salah satu supermarket ternama yang tergelak di dekat dia duduk, buat kipas-kipas.

Dibuka lembarnya satu persatu, ada daging cincang, ada kentang rendang, ayam kampung, sayur dan buah2an dan banyak lagi yang tidak mungkin bisa dibeli dengan uang 4 ribunya.

Hari makin sore, dan Djio pun bergegas pulang.

"Assalamualaikum dek",
"Walaikumsalam, kang", suara renyah istrinya yang selalu membuat Djio kangen.

Diserahkan 4 lembar ribuannya, "Cuma ini dek hari ini dapetnya", kata Djio lesu
"Yo gag popo kang, iki wes alhamdulilah", kata istrinya dengan senyum manis

Mak nyes, Djio melihat senyum istrinya. "Wis kowe pancen istri teladan dek", puji Djio dalam hati.

"Dek, aku pengen mbok bikinin rendang daging", kata Djio menyusul ke dapur, saat istrinya sedang menuangkan teh untuknya.
Istrinya terkejut, "Opo kang ? rendang ?, dengan uang uang 4 ribu ini buat rendang ?"
"Iki lho bahannya semua ada di sini", kata Djio sambil menyerahkan brosur supermarket yang dia temukan di jalan tadi,

"Ah, kangmas bisa aja", kata istrinya tersenyum manis sambil mencubit pinggang Djio.

"Waduh dek, senyum manismu lebih lezat dari rendang manapun di dunia ini", kata Djio dalam hati.........

0 komentar: