"Membadankan Pengetahuan"



Di dalam salah satu kisah Nasruddin, dikisahkan Nasruddin naik perahu. Dalam perbincangan mengisi kekosongan waktu, pemilik perahu bertanya apakah Nasruddin bisa berenang atau tidak. Dengan sombong dia menjawab "bisa". Dia menambahkan bahwa hampir semua buku tentang berenang telah dibaca, sambil ia mengajari tehnik berenang ini dan itu, seperti yang ia baca. Dan tukang perahupun menganguk-anguk heran sekaligus kagum.

Tapi, entah kenapa tiba2 perahu oleng dan kemudian terbalik. Nasruddin terjatuh ke laut dan dengan menangis dan memohon dengan melasnya dia berteriak2, "tolong-tolong selamatkan saya"
Lagi-lagi, tukang perahu harus menganguk2 dan kagum...(kali ini kagum sedikit kesel.. :)

Ini adalah sekelumit kisah canda bagian hidup Nasruddin yang banyak menjadi inspirasi hidup kita. Dan kejadian serupa ini juga banyak terjadi dalam lingkungan kehidupan kita atau bahkan menimpa diri kita sendiri. Ada yang bilang, kisah serupa ini bisa dikatakan "pengetahuan tanpa pencapaian"

Berpengetahuan memang baik, dan memiliki wawasan adalah sebuah kelebihan. Apalagi bila sudi berbagi dengan orang lain. Tetapi berhenti memahami pengetahuan hanya di tingkat kepala, tanpa pernah membadankannya ke dalam tindakan keseharian, tentu menjadi hal yang terlihat tidak baik alias 'omdo' (omong doang...)

Ada beberapa contoh tokoh dunia berkharisma, yang selain mempunyai banyak pengetahuan yang tidak sebatas kepala saja tapi juga membadankannya. Salah satu contohnya adalah Gandhi, dengan idenya anti kekerasan. Berapa kalipun ada godaan untuk melakukan kekerasan (termasuk ketika badannya ditembak), dia tetap menerapkan anti kekerasan dalam hidup dan perjuangannya.

Coba bandingkan dengan Rahwana (dalam kisah Ramayana). Rahwana dikenal sebagai pemuja berat Tuhan dan bahkan sangat serius dalam mempelajari buku2 suci. Namun hanya karena hawa nafsunya, hidupnya menjadi hancur lebur, karena melarikan Shinta. Adiknya, Wibisana, berulang-ulang menasehatinya, kalau jalan menuju Tuhan mungkin lebih berhasil dengan pengetahuan yang dilaksanakan, bukan pengetahuan tanpa komitmen tindakan.

Pernah aku baca di salah satu buku, seorang guru yang lumayan eksreem, mengatakan bahwa :
'Jika manusia berpengetahuan tanpa komitmen dan pelaksanaan, serupa dengan binatang yang mengendong buku kemana-mana'. Binatang yang mengendong buku mungkin masih lebih baik, karena tidak menggunakan bukunya untuk menyerang serta menyakiti orang lain...hmmm..

Oleh karena itu, Ijasah, gelar, penghargaan, bacaan, kualitas kata-kata yang muncul dari mulut, memori yang tersimpan di kepala adalah masuk dalam kategori pengetahuan. Tapi keseharian yang tenang, sabar, pemaaf, bersahabat, membantu dan tidak menyakiti pihak lain adalah pencapaian pengetahuan itu.....
Terserah mau pilih mana, pengetahuan yg hanya sampai kepala atau membadankan pengetahuan sampai ke hati dan seluruh badan....

Bukankah dalam hidup kita ingin menjadi baik dan semakin baik ?.....:)



(sumber : 'Kebahagiaan yang membebaskan' -> Gd Prama)

0 komentar: