'Orang Kuat itu sudah pergi..'


Siang itu kami sekeluarga menyusuri jalan Kaliurang menuju Cangkringan. Awalnya kami berniat untuk makan siang di salah satu rumah makan lesehan di sana. Setelah selesai makan siang, kamipun melanjutkan ke Kali Adem.

Kami ingin melihat Gunung Merapi dari jarak yang terdekat juga satu bunker yang terpendam saat Gunung Merapi erupsi pada tahun 2006, seperti yang diberitakan di media saat itu. Sampai di sana sepanjang mata memandang hanya warna putih keabu-abuan, sisa-sisa debu vulkanik di pohon-pohon, di bangunan-bangunan, juga aliran sungainya. Di sana kami melihat satu bunker yang terpendam dan sudah ditutup untuk umum, hingga kamipun tidak bisa masuk ke dalamnya.


Setelah dari lokasi itu kami pun pulang. Di perjalanan kami melihat ada beberapa petunjuk arah menuju rumah Mbah Maridjan !, orang tua hebat yang menjadi 'pengasuh' Merapi. Kami tertarik untuk berkunjung ke sana (siapa tahu bisa ketemu dan minta resep biar 'roso' alias kuat !! hehe)


Desa Kinahrejo, satu desa asri yang tentu saja hawanya adem. Lokasinya agak menanjak dan menikung. Setelah kami parkir, kamipun menuju rumah Mbah Maridjan. Tertutup pintunya. Hening. Tenang.
Menurut informasi tetangga, beliau sedang berada di Jakarta (mungkin sedang shooting iklan kali ya..)

Kecewa sih, gagal bertemu beliau. Gagal mendapat 'ilmu kuat' (hehe)


Di sebelah kanan rumah beliau ada mesjid yang lumayan luas. Letaknya lebih tinggi dari rumah Mbah Maridjan. Kamipun sholat ashar di sana.

Airnya dingin banget. Udaranya menentramkan. Pantes saja Mbah Maridjan enggan meninggalkan desanya.

...........

Tapi kemarin,
Hijau daun disana tinggal kenangan. Semua berubah menjadi abu-abu dan terasa asing.
Bahkan Mbah Maridjanpun diberitakan telah meninggal dunia dalam posisi yang sangat mulia. Beliau sedang bersujud dalam sholat. Subhnaallah...

Menurut cerita salah satu menantunya, beliau tidak mau meninggalkan Gunung Merapi apapun yang terjadi. Karena beliau adalah satu satu abdi dalem keraton Jogjakarta yang berugas menjaga Gunung Merapi. Mungkin menurut beliau dengan 'pergi' disamping Merapi yang harus dijaga adalah lebih terhormat daripada pergi meninggalkan Merapi 'menangis' sendirian.
Subhanallah...

Mbah, memang fisikmu terlihat kecil dan lemah. Tapi jiwamu, kesetiaanmu dan hatimu begitu kuat (ROSO). Aku pikir tidak salah bila salah satu minuman multivitamin menjadikan Mbah Maridjan sebagai salah satu iconnya 'manusia yang kuat' (Roso ! Roso ! ingat ucapan itu ?)


Bukankah TIDAK SELALU dalam 'badan yang kuat terdapat jiwa yang sehat ?'

Selamat jalan Mbah, aku harus belajar banyak padamu tentang kesetiaan, tentang kekuatan hati....
Innalillahi Wainaillahi Roji'un.....

0 komentar: