'Satu Jam Saja..'

'Jangan berakhir, aku tak ingin berakhir
Satu jam saja kuingin diam berdua

Mengenang yang pernah ada

Jangan berakhir karena esok takkan lagi
Satu jam saja hingga kurasa bahagia

Mengakhiri segalanya'
.............
(Satu Jam Saja - Audy)


Akhirnya kutemukan kamu dari lima milyar pengguna facebook. Wajahmu masih seperti dulu, jantan, berwibawa dengan senyum 'tanpa perasaan' mu. Dadaku sempat berdegup saat menemukanmu. Aku baca profilmu, ternyata istrimu adalah adik kelas kita, dan sekarang anakmu sudah dua.

Hmm..keluarga bahagia. Aku tersenyum, entah getir entah ikut bahagia. Aku sendiri tidak mengerti. Istrimu cantik, anggun, sederhana dan sepertinya sangat sabar. Anak-anakmu lucu-lucu, ah ternyata sekarang kamu sudah punya seorang gadis yang akan beranjak remaja.

Hendra Pratama merriage to Aulia Setyarini aku membaca status hubunganmu. Ah, aku menghela nafas panjang.

Aku jadi ingat 'Ndra, ketika itu kita bertiga bersahabat. Aku, kamu dan Bimo. Dimana ada aku, pasti ada kamu dan Bimo. Sampai-sampai kita dijuluki 'Tiga Serangkai'.
Tapi sekian lama bersama, aku sendiri heran, kenapa kok tiba-tiba ada 'rasa' di antara kita. Aku suka kamu, dan Bimo suka aku.

Ini memang tidak kita sukai, tapi bukankah rasa cinta itu bebas berkeliaran dimana-mana, dan berhenti dimana dia suka ?
Semua bisa 'terkendalikan' hingga satu hari yang sangat tidak ingin aku kenang itu. Ketika Bimo sakit di Malang. Dan dia menginginkan kita berdua ke sana.

Ternyata Bimo di vonis dokter terkena Leukimia !. Aku ingat saat itu kita berdua menangis keras, seperti dua orang anak yang kehilangan layangan. Dan sejak saat itu kita tidak bertiga lagi. Kita cuma berdua. Bimo berusaha melawan sakitnya di Kota Kelahirannya. Meski demikian komunikasi kita terus berjalan, dan Bimo tetap dengan rasa cintanya padaku.


'Ndra, kamu ingat malam itu saat kita sedang sedih mengingat nasib Bimo, kita memutuskan untuk menenangkan diri ke laut. Kita berusaha menyatukan rasa sedih kita dengan keheningan panjang di sana. Cuma berdua. Dan entah dari mana datangnya setan itu, kitapun terjebak dalam situasi yang sangat tidak dibenarkan.

Aku menangis saat itu. Takut, sedih dan entah tangisan apa lagi. Dan kamupun meneteskan air mata sambil memukul-mukul kepalamu. Tapi semua sudah terjadi 'Ndra. Kita telah melakukan dosa besar. Kita juga sudah mengkhianati cinta Bimo kepadaku. Ah, andai bisa ingin aku hapus alinea ini dalam alur cerita hidup kita.


Hingga Jumat siang itu, handphone berdering. Ada satu nomor telepon dengan kode area Malang. Aku tersentak kaget. Aku takut ada berita buruk tentang Bimo.

"Assalamualaikum..", sapa ku "Walaikum salam", terdengar suara seorang ibu dengan lembut "Maaf Andra, mungkin nanda kaget, ini ibunya Bimo. Ada hal yang ingin ibu sampaikan padamu". Aku tersentak kaget. "Ibu ingin sampaikan padamu, kemarin Bimo kontrol lagi ke dokter, dan dokter mengatakan, bahwa demi untuk memperbesar kemungkinan Bimo bisa sembuh, psikologisnya juga berperan. Sebisa mungkin Bimo harus selalu merasa bahagia dan tidak stres"

"Dan begini, Andra, Kemarin ibu ngobrol dari hati ke hati dengan Bimo, kira-kira apa yang bisa membuatnya bahagia"
, suara lembut ibunya terdengar sedih di telingaku. Aku tercekat, dadaku berdegup kencang.

Ibu itu melanjutkan , "Bimo ingin melamarmu Andra".
Tiba-tiba saja mataku berkunang-kunang. Ya Tuhan, apa lagi ini. Aku ingin menangis.

"Andra, apa pendapatmu?", tanya ibu nya Bimo. "Baik bu nanti saya bicarakan dengan keluarga", kataku untuk melepaskan diri dari keadaan yang membuat aku mau mati ini.

Dan telepon itu ditutup. Aku terduduk lunglai. Aku tidak tahu apa yang harus aku pikirkan.


- 3 bulan kemudian...........
Aku menerima lamaran Bimo !, dengan pertimbangan akupun ingin melihat Bimo bahagia dan sehat lagi. Ini kulakukan karena aku sayang padanya, tapi apakah aku cinta pada Bimo ?. Ah, wajah Hendra menari-nari di pikiranku. Ya mungkin aku lebih mencintai Hendra. Tapi ?....

Dan hari itupun tiba. Keluarga Bimo datang ke rumah, juga Bimo. Aku senang melihat Bimo terlihat sehat dan agak gemukan. Acarapun berlangsung dengan lancar. Tapi kemana Hendra ? bukannya aku juga mengundang Hendra ?. Apakah mungkin dia sakit hati atas apa yang aku putuskan ?

- 2 tahun berselang,........

Dua tahun setelah pernikahanku dengan Bimo, dan kami dikaruniai 1 putri kecil, Bimo 'berpulang' kepada Allah SWT. Kami semua sedih tentunya. Aku seperti kehilangan sebagian hidupku. Tapi sudahlah, mungkin itu lebih baik untuk Bimo.

Sudah cukup lama dia melawan rasa sakitnya. Biarkan dia berbahagia di surga sana.
Sejak saat itu aku hidup berdua dengan anakku. Akupun mulai lagi bekerja untuk membiayai anakku dan juga untuk menghabiskan waktu sendiriku.

Tapi apa kabarnya Hendra ? Ah, sejak acara lamaran itu, Hendra tidak pernah menghubungi aku lagi. Tapi kenapa dadaku masih berdegup setiap mengingat dia ?. Ah sudahlah....


----------

Ciuman lembut di rambutku membuyarkan konsentrasiku,
"Bikin cerita apa lagi Ma ?", tanya Mas Ade sambil menyalakan televisi di kamar kami.
"Cerita cinta lagi ?" "Gimana ceritanya ?", tanyanya, mulai merebahkan diri di atas kasur.

"Oh, iya dong, cerita cinta", kataku
"Gini lho ceritanya..", aku mulai cerita garis besarnya saja. Belum selesai aku bercerita, aku menengok ke belakang, Mas Ade sudah mendengkur dengan majalah didekapannya.

Yah sudahlah, besok lagi aku lanjutkan. Aku menutup laptopku, aku ke kamar mandi, ambil air wudlu, Aku mau tahajud.....

Dari kamar mandi, samar aku dengar dari televisi lagu Satu Jam Saja,

Jangan berakhir ku ingin sebentar lagi
Satu jam saja biarkan aku merasa

Rasa itu pernah ada..................

0 komentar: