"Buku yang tak (akan) pernah terkirim"


Pagi, seperti biasanya Va merapikan rak buku. Rak buku itu akan dipindahkan ke rumah barunya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada satu buku. Judulnya begitu menyita perhatiannya "Kupu-Kupu Bersayap Kertas". Ah, tiba-tiba lamunannya ke 3 tahun yang lalu.

Buku itu adalah hadiah buat Dya, sahabat baiknya. Yang dia kenal sejak mereka sama-sama SD di Bontang. Sahabat yang mungkin lebih tahu isi hatinya daripada mamanya. Sahabat yang selalu ada, saat senang dan sedih. Sahabat yang bisa mengerti...

Itu dulu,

Hingga, saat Kevin hadir di antara mereka. Kevin, cowok keren yang pintar main piano, yang sangat penyayang, yang bisa membuat hati semua cewek merasa tersanjung.
Kevin datang di antara mereka dengan 'melambaikan' bendera persahabatan. Tapi entahlah, lama-lama ada rasa 'aneh' di hati Va. Begitu besar pesona Kevin yang tak bisa ditampiknya. Senyumnya, gayanya, ah semua yang ada padanya. Tiba-tiba saja rindu itu selalu menyeruak di hati Va, buat Kevin.

"Sahabat Jadi Cinta" dan "Kupu-kupu bersayap Kertas". Dua buku yang Va beli di sebuah toko buku. Satu untuk Kevin, karena dia berulang tahun saat itu, dan satu lagi buat Dya, sahabat baiknya.

'Haruskah aku berterusterang pada Kevin, kalau aku suka padanya', tanya Va dalam hati. Apakah buku ini bisa mewakili perasaannya ?

Sore itu, di coffee shop tempat mereka biasa ketemuan, mereka bertiga janjian bertemu, to celebrate Kevin's birthday. Va membawa bukunya yang sudah dia bungkus semanis mungkin. 'Semoga kado ini membuat Kevin mengerti perasaanku, pikir Va.

"Hai, Va", sapa Kevin saat Va sampai di sana

Sudah ada Dya rupanya. Dya manis sekali malam ini. Dengan rambut panjang terurainya, dengan sackdress birunya..

"Ini kado dari aku Vin"
"Happy birthday, happy selalu ya", ucap Va pada Kevin

"Thanks a lot, Va"
"Hopping for you, too", kata Kevin

"Eh ada juga buku buatmu, Dya, besok ya di rumahku", kata Va pada Dya

"Oke deh bu, thanks ya", kata Dya sambil mengacungkan jempolnya

Setelah mereka makan dan minum, bercanda tawa ria dan cerita kesana kemari, tiba-tiba Kevin meraih tangan Va.

"Aku pengen cerita sesuatu", katanya

Ah, Va seperti terbang ke angkasa biru, yang jelas malam itu tak biru lagi, karena sudah malam..

"Ya", Va tergagap. Ia saling pandang dengan Dya. Dya tersenyum manis sekali.

"Di hari ulang tahunku ini, aku pengen cerita, kalo aku punya hadiah yang special sekali", kata Kevin dengan ceria

"O, ya ?, apa itu", tanya Va penasaran

"Gini Va, malam ini, aku dan Dya udah jadian", kata Kevin sumringah, tangan kirinya meraih tangan Dya, yang disambut Dya dengan senyuman

Walah, tiba-tiba sekujur tubuh Va tak bertulang. Rasanya -mendadak-jadi stroke
Kenapa begini ?, tanyanya dalam hati. Kenapa Dya ?

"O ya ? selamat ya, aduh aku ikutan seneng nih", Va -sedang- menipu hatinya

"Thanks ya Va", kata Dya. Diciumnya pipi sahabatnya itu.


Hmm setelah malam itu, persahabatan mereka jadi tak sehangat mentari, jadi tak seindah bunga melati, dan jadi tak sekokoh gunung Merapi. Entah karena sibuk dengan kegiatan dan kuliah masing-masing, atau karena Va tak bisa menerima keadaan ini. Cinta kadang memang membuat semuanya berjalan di luar 'rel' nalar, hmm....

******

Va tersadar, sambil menghela napas dalem banget, diambilnya buku yang masih utuh dibungkus plastik itu. Dibersihkan dari debu, dan dimasukan dalam kotak...

Entah kapan dia akan bertemu dengan Dya, sahabatnya.....

0 komentar: