"Pensil Oranye Itu"



"Ma, pensilku yang baru, yang satu dipinjam Fara, yang satunya dipinjem Daffa. Semua belum dikembalikan", kata Abin padaku saat aku tahu dia mengerjakan pe-ernya 'hanya' dengan pensil oranye yang sudah tinggal 2 cm itu.

Ini kejadian berulang yang -mungkin- ke 10 kalinya. Aku belikan pensil baru, kemudian di'pinjam'kan ke teman-temannya, dan dia kembali dengan pensil oranye-nya.

Brrrrrr.....rasa marahku rasanya udah di ubun-ubunku. Berkali-kali aku bilang padanya untuk menjaga barang-barangnya dan selalu mengecek kembali setiap akan pulang. Tapi alasannya tetap sama : 'dipinjam teman-temannya dan tidak dikembalikan'

Tapi kali ini aku benar-benar marah pada murid kelas 1 SD ini. Karena aku merasa dia tidak pandai menjaga barang-barang miliknya.

"Oke, kalau begitu mama tidak akan membelikan Abin pensil lagi"
"Abin pake pensil yang oranye ini aja terus, karena Mama pikir Abin nggak bisa menjaga barang-barang milik Abin"
"Abin nggak teliti", kataku agak keras

Abin diam saja dan hanya mengangguk pelan. Kemudian dia melanjutkan mengerjakan pe-ernya tanpa aku, yang sudah terlanjur be-te.

Dari jauh aku perhatikan, kasian juga sih, dengan pensilnya yang kecil itu, dia raut trus menulis lagi. Wajahnya yang tidak berdosa mengibakan aku. Tapi tidak, kali ini aku harus tegas, pikirku.

Menjelang akan tidur, saat emosiku sudah mereda. Aku bertanya padanya.

"Emang Abin suka ya dengan pensil oranye itu ?"
"Kok dipake terus ?"
"Emang kalo di sekolah Abin nulis pake pensil yang mana, yang baru atau yang oranye itu ?"

"Abin pake yang baru Ma", katanya dengan datar

"Trus kok bisa dipinjem temennya ?', tanyaku

"Gini Ma, kan Abin pake pensil yang baru, tapi kalo ada temen yang pinjem Abin kasih yang baru, trus Abin pake yang oranye itu"
"Kan Mama pernah bilang, kalo kita memberikan kepada orang lain, harus yang paling baik menurut kita"
"Jadi Abin kasihin aja pensil yang bagus, kan itu yang bagus. Abin biar pake yang kecil aja, nggak apa-apa", ujarnya lugu

Ya Allah, tiba-tiba aku seperti di'tampar'. Iya itulah yang aku ajarkan padanya. Kalau memberikan kepada seseorang, berikanlah yang menurutmu yang paling baik/paling kamu sukai. Dan sekarang aku 'diingatkan' kembali oleh malaikat kecilku.

Airmataku mengembang, aku ciumi dia dan aku katakan, "Iya Abin benar, besok Mama belikan satu pensil baru dan yang oranye nggak usah dibawa ya" "Jadi Abin cuma bawa 1 pensil, jadi kalo ada teman yang pinjam, Abin bilang aja, maaf, aku cuma bawa 1 pensil..."

Dia tersenyum dan menciumku, "Terima kasih Mama", katanya

Ya Allah terima kasih, hari ini aku mendapatkan pelajaran berharga, tentang berbagi, tentang menyelesaikan satu masalah. Dan guruku adalah malaikat kecilku, Abin. Subhanallah...

"Yuk kita berdoa, trus bobok besok sekolah ya. Bismikallah huma......."

Dan malam itupun, Abin tidur dengan senyum. Abin, Mama love you too much, sayang.....

0 komentar: