fightclub..(hmm...)



Menurut para pakar, bila orang tua berargumen di depan anak-anak tidak menjadi masalah. Akan lebih banyak ruginya daripada untungnya bila melindungi anak-anak dari konflik.

"Setiap hubungan akan selalu mengalami perselisihan", kata Linda Gan, assisten Profesor di Nasional Institute of Education's Specialised Education Academic Group.
"Anak-anak harus memahami bahwa dalam hidup bersama kita harus bisa berkompromi dan menghadapi konflik dengan cara yang sehat", tambahnya.

Bukan bertengkarnya yang penting tapi caranya.
Ini ada beberapa 'jangan' yang bisa jadi ilmu :

Jangan bertengkar dengan cara yang 'kotor' : Jangan menyerang secara pribadi, secara vulgar atau menyebut-nyebut pihak ketiga

Jangan biarkan anak-anak mendengarkan pertengkaran mengenai mereka : Ketidaksetujuan mengenai disiplin atau hal-hal lain yang berhubungan dengan anak, harus dilakukan secara tertutup

Jangan bertengkar untuk masalah-masalah orang dewasa, misalnya uang, dan keluarga

Jangan menggunakan kekerasan, termasuk memecahkan piring atau membanting pintu

Anak yang masih sangat kecil, bisa menjadi stres karena pertengkaran kecil sekalipun. Bagi mereka, mencintai seseorang berarti tidak pernah berselisih. Simpan perselisihan itu selama mereka masih ada.

Yang paling ditakutkan oleh anak adalah apabila kedua orangtuanya sudah tidak saling cinta dan mungkin akan berpisah. Biarkan anak-anak melihat anda berbaikan setelah pertengkaran, dengan berpelukan dan memperbaiki suasana kembali

Anak-anak yang lebih tua (9 tahun keatas) sudah dapat memahami suatu perselisihan. Orang tua dapat menjelaskan bahwa perbedaan opini adalah sehat dan tidak berarti mama dan papa berhenti untuk saling mencintai...

Hmmm...so, walaupun beda tapi tetap CINTA !!! wokey ???

0 komentar: