Looking for Happiness


Mengapa susah-susah unhappy ?. Ini dia penyakit yang sering menjangkit. Padahal yang dicari dalam hidup adalah happiness, kan ?. Sering kita tidak sadar kalau ternyata kita sengaja sering menyengsarakan diri hanya karena minta dikasihani.

Santi, misalnya membiarkan dirinya tidak berdandan, lusuh dan sakit, ketika tahu suaminya selingkuh. Ia ingin menunjukan bahwa dirinya menderita karena perbuatan suaminya. Kalau bisa malah dia ingin mati saja. walah !! :(

Mengapa dia memilih '
unhappy' seperti itu ? Tujuannya adalah dia ingin agar suaminya menjadi lebih baik dan sadar. Padahal untuk membuat suaminya kembali ke jalan yang benar bukan dengan cara menyengsarakan diri seperti itu kan ?.

"Tindakan seperti itu tidak tepat", demikian kata Purnawan E.A, seorang HRD and Motivator Specialist dari Wellness World. Kalau kita punya masalah atau stres, yang penting adalah cara mengelolanya. Terimalah masalah itu dengan sadar, dan tidak perlu menganalisa terlalu lama. Hindari memikirkan masalahnya terus menerus.

Purnawan memberi resep TOTE, yaitu Test Operate Test Exit Maksudnya, bila ada masalah, rasakan dan anilisa sebentar, kemudian selesaikan atau tinggalkan. Take it easy. Jangan biarkan pikiran hanya tertuju pada (hanya) satu masalah. Justru memikirkan beberapa hal tanpa menganalisa akan lebih baik bagi penataan stres.

Kita sering dirasuki 'irrational belief', belief yang salah. Maksud belief di sini adalah apa yang diyakini baik. Padahal, belum tentu. Salah, bila kita berpikiran bahwa merasa to be unhappy sebagai alat mencapai tujuan, menunjukan keseriusan, sensitif atau berbudaya, sebagai motivasi perubahan keadaan atau bentuk keprihatinan, bahkan untuk menunjukan penyesalan.

Jadi, buang jauh-jauh rasa itu !

0 komentar: